Mediaborneo.net, Samarinda – Dalam upaya mempercepat perkembangan sistem pembayaran digital di Kalimantan Timur, Kepala Bank Indonesia Kaltim Budi Widihartanto menekankan pentingnya peningkatan adopsi QRIS sebagai fondasi utama transformasi ekonomi digital yang inklusif.
Meski transaksi sistem pembayaran non tunai melalui SKBN dan RTGS di Kalimantan Timur pada Maret 2025 tercatat mengalami penurunan sebesar 10,8 persen secara tahunan (year-on-year), dan volume transaksi turun sebesar 4,4 persen, Budi menyebut tren penggunaan QRIS justru menunjukkan peningkatan signifikan.
“Pertumbuhan pengguna QRIS menjadi indikator positif bahwa masyarakat mulai beradaptasi dengan ekosistem digital. Pada Maret 2025, jumlah pengguna QRIS telah mencapai 805,6 ribu, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 800 ribu,” ujar Budi Widihartanto baru-baru ini.
Tak hanya dari sisi pengguna, jumlah merchant QRIS di Kalimantan Timur juga terus bertambah. Dari sebelumnya 682,1 ribu merchant, kini meningkat menjadi 644,1 ribu merchant pada Maret 2025, menunjukkan komitmen sektor usaha dalam mendukung sistem pembayaran digital.
BI juga mencatat bahwa peredaran uang kartal mengalami net outflow sebesar Rp 1,3 triliun, menandakan pergeseran preferensi masyarakat dari transaksi tunai ke non tunai yang lebih efisien dan aman.
Bank Indonesia secara nasional menargetkan 6,5 miliar transaksi QRIS sepanjang tahun 2025, dengan 58 juta pengguna dan 40 juta merchant. Untuk wilayah Kalimantan Timur, target provinsi yang disusun bersama BI Balikpapan adalah volume transaksi sebesar 80,8 juta, pengguna sebesar 831,2 ribu, merchant sebanyak 764,3 ribu.
Hingga 30 Mei 2025, Kalimantan Timur telah mencatatkan pencapaian sebagai berikut volume transaksi: 46,8 juta (57,9% dari target provinsi), pengguna: 812,5 ribu (97,8% dari target), merchant: 698,4 ribu.
Sementara itu, KPwBI Kaltim memiliki target internal sebanyak 50,7 juta transaksi, 831,2 ribu pengguna, dan 410,5 ribu merchant. Hingga akhir Mei, capaian volume transaksi telah mencapai 77 persen (39,08 juta), dengan capaian pengguna 49 persen dan merchant justru melebihi target yakni 183 persen (442,6 ribu merchant).
Budi Widihartanto menegaskan bahwa Bank Indonesia terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas masyarakat untuk memperluas pemahaman dan penggunaan QRIS di berbagai lini kehidupan.
“QRIS bukan hanya alat bayar, tetapi solusi untuk mendorong efisiensi ekonomi, inklusi keuangan, dan transparansi transaksi. Ayo manfaatkan QRIS demi masa depan ekonomi Kaltim yang lebih maju dan digital,” tutup Budi Widihartanto. (Oen/M Jay)
