MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kasus pengeroyokan terhadap Ari, seorang pengendara motor, oleh rombongan pengantar jenazah di Jalan Gerilya, Sungai Pinang, menjadi viral di media sosial.
Ari, yang saat itu mengendarai motornya bersama seorang teman wanita, disetop oleh rombongan pengantar jenazah dan mengalami kekerasan fisik tanpa adanya adu mulut atau perselisihan terlebih dahulu.
Menurut kesaksian Ari, ia hanya berjalan pelan di pinggir jalan tanpa menghalangi ambulans yang sedang melintas. Namun, tiba-tiba rombongan pengantar jenazah menghentikannya dari depan, dan tanpa basa-basi, mereka memukul Ari dan temannya.
“Saya kena pukul bagian kepala depan. Saya tidak kenal orangnya, tapi ada sekitar empat sampai lima orang. Teman perempuan saya juga kena pukul di bagian dada,” ujar Ari.
Kasus ini segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang setelah Ari dan temannya melakukan visum untuk menguatkan laporan mereka.
Salah satu pelaku pengeroyokan, yang mengakui keterlibatannya, memberikan klarifikasi. Menurutnya, mereka yang terlibat berjumlah lima orang, namun yang terlihat saat kejadian mungkin hanya sebagian.
“Kami memang memukul, tapi pukulan itu hanya mengenai helm, tidak langsung mengenai tubuh. Saat itu kami sedang emosi, dan kami di sini ingin meminta maaf karena kami juga salah posisinya,” ucapnya dengan nada menyesal.
Ia menambahkan bahwa kematian keponakannya menjadi alasan utama emosinya meledak saat itu.
“Saya pasti menyesal, apalagi keponakan saya yang meninggal, jadi saya bisa memahami kondisi saat itu,” pungkasnya. (Koko/M Jay)