Mediaborneo.net, Kukar – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur, Anwar Sanusi, menyampaikan pesan moral kepada seluruh elemen pemerintahan, masyarakat, dan pelaku usaha.l untuk bergerak, dan bertindak menyelamatkan lingkungan, sebelum bumi tak lagi sanggup memberi nafas kehidupan.
Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup yang dilaksanakan di Gedung Olah Bebaya Komplek Kantor Gubernur Kaltim, Senin (23/6/2025).
Dia memaparkan data yang dihimpun dari DLH Kaltim, yakni pada tahun 2024, Kalimantan Timur menghasilkan 8.501 ton sampah per tahun, namun baru 42 persen yang dapat dikelola dengan baik. Artinya, lebih dari separuh sampah masih menjadi ancaman nyata bagi lingkungan.
“Ini bukan angka statistik belaka, ini adalah bom waktu. Jika kita abai hari ini, anak cucu kita yang akan menanggung deritanya,” katanya.
Namun, di tengah tantangan itu, ada sinar harapan. Jumlah bank sampah di Kaltim mengalami peningkatan dari 287 unit pada 2022 menjadi 385 unit di tahun 2025. Ini menjadi bukti bahwa kesadaran masyarakat mulai tumbuh, meski belum sepenuhnya merata. Anwar mengajak seluruh kabupaten dan kota untuk mendorong masyarakat terlibat aktif, karena pengelolaan sampah bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama.
Di sektor pengendalian perubahan iklim, pencapaian cukup membanggakan. Emisi gas rumah kaca berhasil ditekan dari 31 persen menjadi 47 persen. Target besar telah ditetapkan pada tahun 2029 diharapkan penurunan mencapai 67 persen. Langkah besar ini akan membutuhkan konsistensi, kolaborasi, dan pengawasan ketat.
“Kita sudah tidak bisa menunggu. Waktu kita terbatas. Setiap derajat kenaikan suhu bumi adalah ancaman terhadap keberlangsungan hidup manusia,” ujar Anwar.
Dalam kesempatan ini, Anwar Sanusi juga membacakan hasil evaluasi program PROPER terhadap 228 perusahaan di Kaltim. Hasilnya 15 perusahaan mendapat peringkat emas, 39 perusahaan peringkat hijau, 184 perusahaan peringkat biru, dan 40 perusahaan masuk dalam peringkat merah.
“Bagi perusahaan yang sudah tiga kali mendapat peringkat merah, ini bukan peringatan lagi, ini lampu merah. Kami minta dukungan Pak Gubernur untuk memberikan tindakan tegas. Bila perlu, kegiatan dihentikan,” katanya.
Sebanyak 54 sekolah di Kalimantan Timur meraih penghargaan Adiwiyata tahun ini. Samarinda mendominasi dengan 21 sekolah, disusul Balikpapan, Bontang, dan kabupaten lainnya. Namun, masih ada daerah seperti Mahakam Ulu dan Kutai Barat yang belum menunjukkan partisipasi aktif.
“Kami mohon dukungan Bupati dan dinas terkait untuk menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran cinta lingkungan,” ucap Anwar.
DLH Kaltim juga memberikan penghargaan kepada lima penyelamat lingkungan dan dua perintis lingkungan. Mereka bukan pejabat tinggi, bukan tokoh besar, namun warga biasa yang dengan ketulusan dan konsistensinya, menjaga hutan, mengelola sampah, dan melindungi ekosistem.
“Merekalah bukti bahwa satu orang bisa membuat perubahan besar,” tutupnya. (Oen/ADV/Diskominfo Kaltim)