MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi Kalimantan Timur dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 2,85 triliun.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi Kalimantan Timur Ricky P Gozali menyampaikan, dibanding realisasi tahun sebelumnya jumlah uang tunai yang disiapkan tahun ini lebih meningkat sebesar Rp 237 miliar, atau setara 9,07 persen (yoy).
“Peningkatan ini mempertimbangkan mobilitas dan transaksi masyarakat yang semakin meningkat jelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu juga perkiraan belanja pemerintah diperkirakan juga meningkan dan realisasi bantuan langsung tunai, ” ucapnya, Senin (26/12/2022).
Lebih rinci, Ricky menyebut, uang tunai yang disiapkan tersebut terdiri dari uang pecahan kecil (UPK) sebesar Rp 74 miliar dan uang pecahan besar (UPB) sebesar Rp 2,77 miliar. Penyediaan uang tunai tersebut telah mempertimbangkan berbagai asumsi makroekonomi terkini dan proyeksi perekonomian ke depan.
Ricky menyebut, jelang Nataru, pemenuhan kebutuhan uang tunai kepada masyarakat difokuskan melalui tiket yang ada di perbankan.
Untuk itu lanjut dia, Bank Indonesia mengimbau kepada seluruh perbankan untuk menyediakan pecahan uang yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, perbankan diminta untuk memastikan ketersediaan uang tunai di masing-masing Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sampai akhir tahun 2022.
“Ketersediaan tersebut tidak hanya secara jumlah, tapi juga terkait pecahan yang dibutuhkan masyarakat, ” katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai tersebut, kata Ricky, Kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi Kalimantan Timur dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan telah menyuplai uang layak edar ke seluruh jaringan kantor perbankan di wilayah Kalimantan Timur sebanyak Rp 2,12 triliun sampai tanggal 23 Desember 2022 lalu.
“Tambahan uang layak edar dengan berbagai pecahan ini telah menyesuaikan data historis kebutuhan uang kartal di tahun sebelumnya, juga menghitung proyeksi kebutuhan uang di tahun ini, ” terangnya.
Ricky menambahkan, dalam rangka mendukung perluasan digitalisasi, Bank Indonesia telah menginbau masyarakat untuk menggunakan transaksi non tunai. Yakni, seperti digital banking, uang elektronik, QRIS dan BI-FAST, yang lebih efisien dan aman.
Bank Indonesia, masih kata dia, terus melakukan edukasi masyarakat untuk cinta, bangga dan paham rupiah. Sehingga dapat memperlakukan uang rupiah dengan bijak.
“Cinta rupiah diwujudkan dengan mengenali karakteristik dan keaslian uang rupiah, serta merawat dengan sebaik mungkin. Bangga rupiah diwujudkan dengan memahami bahwa rupiah merupakan simbol kedaulatan bangsa dan satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia. Paham rupiah diwujudkan dalam konteks menggunakan rupiah untuk transaksi secara bijaksana sesuai kebutuhan, ” tandasnya.
Editor : Oen