MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Hingga memasuki pertengahan 2023 ini, Dinas Kesehatan Kaltim menemukan sebanyak 5.000 lebih kasus HIV di Kaltim.
“Di Kaltim kita baru temukan 5.000 kasus, itu termasuk temuan kasus setahun lalu sekitar 1.300 lebih. Tapi itu kasus lama yang baru ditemukan, jadi ini akumulasinya. Tapi jika pemeriksaan bisa dilakukan dari awal, bisa saja kasusnya lebih dari 10.000,” ungkapnya, saat ditemui usai kegiatan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6/2023).
Dia menjelaskan, penambahan kasus HIV di Kaltim tersebut terjadi karena masifnya pemeriksaan HIV yang dilakukan Dinas Kesehatan. Namun begitu, Jaya Mualimin menyebut, untuk pemeriksaan HIV/AIDS harus melalui prosedur yang ditetapkan.
“Justru peningkatan kasus ada karena kita aktif. Karena memang pemeriksaan HIV ini susah gampang, ada prosedurnya. Seperti sukarela dari mereka dengan pemeriksaan kita. Itu tidak bisa dipaksa, ” katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, lanjut Jaya Mualimin, nantinya pihaknya akan melanjutkan tahap berikutnya. Yakni, jika dari hasil pemeriksaan positif HIV, maka penderita akan langsung diarahkan untuk melakukan pengobatan dan pemeriksaan tahunan.
“Kalau hasilnya positif, kita akan bina, baik melalui obat-obatan dan kegiatan. Termasuk kita cek kesehatan setiap tahun. Kalau mereka sudah menjalani itu, mereka nantinya bisa seperti orang normal, bisa beraktivitas. Tapi kalau sudah AIDS, maka semua penyakit muncul di tubuh, komplikasi banyak. Bisa TB meningkat, bisa infeksi lainnya, ” terangnya.
Dikatakan Jaya Mualimin, pihaknya telah membuat tiga zero bagi mereka yang dinyatakan positif HIV. Yaitu, zero kasus baru. Yang mana, dilakukan pemeriksaan yang masif.
“Kasus baru ini mungkin saya itu kasus lama tapi baru ditemukan. Kita harap jangan ada kasus baru, ” katanya.
Zero kedua, lanjut dia, tidak boleh adanya HIV/AIDS yang tidak diobati. Ketiga, zero diskriminasi.
“Jangan sampai mereka dilecehkan, itu tidak boleh, ” ujarnya.
Jaya Mualimin berharap, masyarakat semakin terbuka untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk mengetahui sejak dini dan penanganan pengobatan jika positif HIV/AIDS.
“Mudah-mudahan mereka yang positif bisa kita siapkan fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Alhamdulillah sudah banyak yang sembuh, kita lakukan pelatihan agar bisa kembali ke masyarakat, ” imbuhnya.
Penulis : Koko
Editor : M Jay