Mediaborneo.net, Samarinda – Di ujung barat Kalimantan Timur, di perbatasan langsung dengan Malaysia, terdapat kabupaten muda bernama Mahakam Ulu (Mahulu). Meski baru terbentuk beberapa tahun lalu, daerah ini telah mencuri perhatian banyak pihak.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Jahidin, menaruh perhatian besar terhadap kondisi Mahulu, terutama dalam aspek infrastruktur dan pelayanan dasar yang belum merata.
“Mahulu memang masih muda, tapi tidak tertinggal. Kita bangga dengan semangat masyarakatnya. Mereka butuh perhatian lebih karena mereka penjaga tapal batas negara,” ujarnya baru-baru ini.
Jahidin menyoroti fakta mencemaskan bahwa masih ada warga Mahulu yang lebih memilih mengakses layanan pendidikan dan kesehatan ke Malaysia ketimbang ke pusat kota di Kalimantan Timur.
Bahkan, beberapa waktu lalu sempat terjadi aksi simbolik di mana bendera Malaysia dikibarkan oleh warga sebagai bentuk protes atas ketertinggalan pembangunan di wilayah perbatasan tersebut.
“Ini bentuk kekecewaan yang perlu kita jawab dengan aksi nyata. Jangan sampai perbatasan kita menjadi pintu belakang yang terlupakan. Pemerintah harus hadir,” tegasnya.
Sebagai salah satu dari tiga wakil rakyat Dapil Mahulu di DPRD Kaltim, Jahidin menyampaikan komitmen untuk terus memperjuangkan aspirasi masyarakat Mahulu. Dia menyebut bahwa kendala utama pembangunan Mahulu adalah minimnya alokasi anggaran, meskipun Mahulu adalah bagian dari provinsi kaya sumber daya alam seperti batu bara dan minyak.
“Bayangkan, Kaltim ini penghasil devisa terbesar ketiga nasional, tapi ada ratusan desa di Mahulu dan daerah lain yang belum teraliri listrik. Ibarat ayam mati di lumbung padi. Ini ironi,” katanya.
Untuk itu, DPRD Kaltim baru saja mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) Kelistrikan, di mana perusahaan swasta, terutama di sektor energi diwajibkan untuk menyambungkan listrik ke masyarakat sekitar sebagai bagian dari tanggung jawab sosial mereka.
Jahidin juga menyinggung tentang proyek infrastruktur vital seperti lapangan terbang dan jembatan penghubung antar desa di Mahulu yang masih dalam tahap perencanaan atau pengerjaan.
“Banyak yang belum tuntas. Tapi kita akan kawal terus agar tidak mangkrak,” pungkasnya. (Koko/ADV/DPRD Kaltim)