MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Reformasi, Birokrasi dan Keuangan Daerah Provinsi Kaltim, Diddy Rusdiansyah Anandani mengatakan, upaya pelestarian naskah kuno (manuskrip) yang tersebar dan belum diketahui pasti jumlahnya menjadi keprihatinan Gubernur Kaltim.
Karena kata dia, jika merujuk dari data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaltim, disinyalir masih ada 986 naskah yang tersebar. Sementara itu, naskah kuno yang masih berada di kabupaten/kota diperkirakan mencapai 486 naskah, sedangkan 500 naskah masih berada di negara Belanda dan Inggris.
Fakta lain yang ditemukan, lanjut mantan Kepala BKD Kaltim ini, naskah kuno yang ada saat ini belum dilakukan perawatan yang optimal.
“Khususnya naskah kuno yang masih dipegang oleh perorangan maupun komunitas. Sementara, naskah kuno yang sudah dilakukan alih media atau digitalisasi belum dilakukan upaya konservasi maupun restorasi,” ucapnya.
Untuk itu, kata Diddy, perlunya dilaksanakan rapat kerja (Raker) penyelamatan naskah kuno.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaltim HM Syafranuddin menyebut, 80 naskah telah dilakukan alih media melalui dua tahap proses pengerjaan. Kendati demikian, terkait dengan alih bahasa belum dilakukan karena tidak adanya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian tersebut di Kaltim.
“Kita memang belum melakukan alih aksara dan alih bahasa. Ini karena masih kurangnya tenaga penterjemah atau filology dan tenaga teknis lainnya yang mampu melakukan alih media maupun konservasi naskah kuno,” imbuhnya. (Adv DPK Kaltim/M Jay)