Pemkot Samarinda Siapkan Program Belajar saat Ramadan

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA –   Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengambil langkah proaktif mempersiapkan skema pembelajaran  yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga penguatan karakter dan nilai-nilai kebangsaan.

Rapat koordinasi yang membahas pelaksanaan pembelajaran selama Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi menghasilkan sebuah gagasan inovatif untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum pembentukan generasi penerus yang berakhlak mulia dan cinta tanah air.

Berlandaskan Surat Edaran Bersama (SEB) Nomor 2 Tahun 2025 dan Nomor 400.1/320/SJ, Wali Kota Andi Harun melihat Ramadan sebagai peluang emas untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada para siswa.

Lebih dari sekadar rutinitas ibadah, Ramadan diharapkan menjadi wahana pembelajaran yang holistik, menyentuh aspek spiritual, intelektual, dan sosial.

“Kita ingin Ramadan menjadi momentum pembentukan akhlak dan kecintaan pada tanah air bagi para siswa,” ujarnya.

Salah satu poin penting yang ditekankan adalah pengayaan materi dalam buku panduan kegiatan pesantren Ramadan. Selain pendalaman ilmu agama, materi tentang kecintaan pada tanah air dan pembentukan akhlak mulia akan diintegrasikan. Langkah ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan karakter yang kuat pada diri siswa sejak dini.

Menariknya, perhatian tidak hanya tertuju pada siswa Muslim. Pemkot Samarinda juga memastikan bahwa siswa non-Muslim tetap mendapatkan bimbingan rohani sesuai dengan keyakinan masing-masing. Hal ini mencerminkan komitmen inklusivitas dan toleransi yang dijunjung tinggi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menambahkan bahwa pihaknya sedang merampungkan edaran sebagai tindak lanjut dari SEB tersebut.

Tema “Ramadan Ceria: Gembira, Menyenangkan, Sehat, dan Bahagia” dipilih untuk menggambarkan semangat Ramadan tahun ini. Tema ini seakan mengajak semua pihak untuk merasakan kebahagiaan dan keberkahan Ramadan dengan cara yang positif dan menyenangkan.

Lebih lanjut, program-program seperti tadarus bersama dan kajian agama akan digalakkan untuk siswa Muslim, sementara siswa non-Muslim akan tetap mendapatkan pembinaan rohani sesuai keyakinan mereka. Dengan pendekatan ini, diharapkan seluruh siswa dapat merasakan atmosfer Ramadan yang kondusif dan memperkaya spiritualitas mereka. (Oen/M Jay)

Share