Mediaborneo.net, Samarinda — Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (Kaltim) Budi Widihartanto, menyoroti pentingnya perlakuan khusus terhadap sektor pertanian di Kaltim. Ia menegaskan bahwa untuk mencapai swasembada pangan, wilayah Benua Etam tidak bisa disamakan pendekatannya dengan daerah lain seperti Pulau Jawa.
“Kondisi geografis dan kualitas lahan di Kaltim tidak bisa dibandingkan langsung dengan daerah lain. Harus ada strategi khusus dan intervensi pemerintah yang disesuaikan dengan realita lokal,” ujar Budi Widihartanto pada acara Temu Media, Selasa (1/7/2025).
Kaltim menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian. Salah satunya adalah tingginya biaya produksi akibat kondisi lahan yang kurang subur dan infrastruktur pertanian yang belum merata. Hal ini membuat margin keuntungan petani menjadi lebih kecil.
“Kalau dibiarkan, petani bisa tidak bertahan. Oleh karena itu, intervensi pemerintah sangat dibutuhkan, terutama dari sisi pembiayaan dan efisiensi cost,” katanya.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Kaltim tengah menyusun langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengarah pada swasembada beras. Rencana tersebut diperkuat oleh sinyal dari pemerintah pusat yang akan mengalokasikan dukungan untuk 100 ribu hektare lahan pertanian di wilayah Kaltim.
“Kalau bantuan ini terealisasi dan diiringi dengan kebijakan pengurangan biaya produksi, maka sangat memungkinkan Kaltim menjadi daerah yang mandiri pangan,” ujar Budi Widihartanto.
Bank Indonesia tidak tinggal diam. Melalui program pengembangan klaster, edukasi keuangan petani, serta kemitraan dengan perbankan dan pemerintah daerah, BI terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Kaltim.
“Kami di BI mendukung penuh langkah-langkah strategis untuk ketahanan pangan. Namun semuanya kembali pada komitmen lintas sektor, agar petani benar-benar merasakan manfaat langsung,” katanya.
Dengan intervensi yang tepat, Kalimantan Timur tidak hanya bisa mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah, tapi juga bisa menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan kompetitif.
“Selama ada political will dan dukungan anggaran, saya yakin swasembada pangan di Kaltim bukan hanya wacana, tapi bisa jadi kenyataan,” tutup Budi Widihartanto. (Han)