Tantangan Demografi dan Geografi, Blank Spot di Kaltim Jadi Masalah

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA –   Blank spot atau wilayah tanpa sinyal masih menjadi isu utama di Kalimantan Timur (Kaltim). Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menyebut bahwa tantangan terbesar pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Kaltim terletak pada faktor demografi dan geografi.

“Kita di Kaltim menghadapi masalah wilayah yang sangat luas. Dari Samarinda ke Mahakam Ulu saja, mungkin dibutuhkan ratusan tower untuk menjangkau satu desa yang penduduknya hanya 30 sampai 50 orang. Investasi yang dibutuhkan sangat besar,” ungkapnya.

Diterangkannya, penyedia layanan telekomunikasi swasta enggan berinvestasi di daerah terpencil karena dinilai tidak menguntungkan. Berbeda dengan kota besar seperti Samarinda atau Balikpapan, di mana jumlah penduduk yang padat membuat pembangunan tower lebih ekonomis.

“Di Jawa, penyedia layanan bahkan tidak perlu didorong. Mereka bangun sendiri, bayar sendiri, bahkan menyewa tower. Tapi di sini, kami membutuhkan semangat merah putih agar ada pemerataan pembangunan telekomunikasi,” kata Faisal.

Faisal juga mengapresiasi keberadaan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pusat. Lembaga ini berperan penting dalam membangun infrastruktur di daerah yang sulit dijangkau oleh penyedia layanan swasta.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa pemerintah pusat harus lebih aktif mendorong pemerataan infrastruktur telekomunikasi.

“Pemerintah memiliki tugas untuk menekan penyedia layanan agar mau membangun di daerah-daerah yang membutuhkan. Kita berharap pemerintah pusat benar-benar memperhatikan kondisi di Kaltim,” tutupnya. (Adv/Koko/M Jay)

Share