Inflasi Kaltim Terkendali di Bawah Inflasi Nasional, TPID Terus Berinovasi

Inflasi Kaltim Terkendali di Bawah Inflasi Nasional, TPID Terus Berinovasi

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Inflasi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Juli 2024 berhasil terkendali di bawah inflasi nasional, mencatat deflasi sebesar 0,38 persen (mtm) atau 2,18 persen (yoy). Penurunan ini didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memiliki andil deflasi tertinggi, serta kelompok transportasi yang juga memberikan kontribusi signifikan.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto mengatakan, Kaltim mencatat prestasi luar biasa dalam mengendalikan inflasi pada Juli 2024. Dengan indeks harga konsumen (IHK) gabungan dari empat kota di Kaltim menunjukkan deflasi sebesar 0,38 persen month-to-month (mtm) dan 2,18 persen year-on-year (yoy), Kaltim berhasil mencapai deflasi terendah dalam dua tahun terakhir.

“Sebagai perbandingan, deflasi nasional hanya sebesar 0,18 persen (mtm). Penurunan inflasi ini menjadi pencapaian signifikan bagi Provinsi Kaltim, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Budi Widihartanto melanjutkan, deflasi Kaltim pada periode ini utamanya disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat andil deflasi sebesar -1,10 persen. Komoditas tomat, bawang merah, dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama deflasi ini.

“Penurunan harga tomat dan bawang merah didorong oleh masa panen di daerah sentra seperti Jawa Timur yang menyebabkan melimpahnya pasokan di pasar. Sementara itu, harga daging ayam ras turun seiring melandainya permintaan masyarakat pasca Iduladha,” ujarnya.

Dikatakannya, kelompok transportasi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi di Kaltim. Penurunan tarif angkutan udara, akibat peningkatan suplai transportasi berupa ekstra penerbangan dan rute baru dari dan menuju wilayah Kaltim, menjadi faktor utama penurunan harga di sektor ini. Namun, beberapa komoditas seperti kangkung, sigaret kretek mesin (SKM), ikan layang, taman kanak-kanak, dan emas perhiasan menahan penurunan lebih dalam.

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dijalankan oleh TPID se-Kaltim terus berperan penting dalam menjaga stabilitas inflasi di provinsi ini. Melalui berbagai program seperti penyaluran beras SPHP ke Kios Penyeimbang Inflasi di Pasar Segiri dan Pasar Merdeka, serta pasar murah di berbagai kota dan kabupaten, TPID berhasil menjaga keterjangkauan harga.

Selain itu, upaya penguatan komunikasi efektif antar TPID melalui rapat koordinasi, sosialisasi, dan edukasi gerakan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) kepada siswa SD, pelatihan diversifikasi pangan, pembentukan toko penyeimbang di Berau, serta penguatan digitalisasi data pangan melalui workshop Laminetam, turut mendukung pengendalian inflasi di Kaltim.

“Pencapaian inflasi yang terkendali pada Juli ini diharapkan dapat berlanjut pada bulan Agustus, meski terdapat tantangan seperti peningkatan tekanan inflasi akibat tahun ajaran baru serta adanya berbagai event lokal dan nasional. Masyarakat diharapkan dapat mendukung upaya pengendalian inflasi dengan berbelanja bijak dan menghindari konsumsi berlebihan,” kata Budi Widihartanto.

Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif). Melalui inflasi yang terkendali, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kaltim dapat semakin meningkat, membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat. (**/M Jay)

Share