MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – selama periode Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah, inflasi di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan yang dipicu oleh kenaikan tarif angkutan udara dan harga bahan pangan.
Bank Indonesia (BI) Kaltim mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan di empat kota di Kaltim meningkat sebesar 0,70 persen (mtm), atau 3,21 persen (yoy) pada bulan April 2024. Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dari bulan sebelumnya, namun inflasi Kaltim masih berada di peringkat ketiga terendah di Pulau Kalimantan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim Budi Widihartanto menjelaskan, peningkatan harga bahan pangan, terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau, menjadi penyebab utama kenaikan inflasi, dengan kontribusi sebesar 0,35 persen (mtm) dan tingkat inflasi sebesar 1,18 persen (mtm).
“Kenaikan harga pada komoditas hortikultura dan daging ayam ras menjadi faktor utama yang mendorongnya,” sebutnya.
Kondisi pasokan yang terbatas akibat banjir di beberapa sentra produksi dan tingginya permintaan selama momen lebaran, menjadi faktor utama kenaikan harga.
“Di samping itu, lonjakan permintaan tiket pesawat selama arus mudik dan balik juga berkontribusi terhadap inflasi, terutama pada kelompok transportasi,” ujarnya.
Budi Widihartanto menyebut, untuk mengendalikan inflasi, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltim terus melakukan berbagai langkah strategis, seperti menggelar pasar murah, sidak pasar, dan operasi pasar melalui Kios Sigap dan Sigap Mobile.
“TPID juga melakukan penyaluran beras SPHP, aktivasi kerjasama antar daerah (KAD) untuk komoditas tertentu, serta memfasilitasi distribusi pangan untuk mengurangi biaya logistik,” katanya.
Koordinasi antar TPID di Provinsi Kaltim terus diperkuat melalui High Level Meeting, sementara himbauan untuk berbelanja dan berjualan secara bijak juga terus dilakukan guna mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat.
Ke depan, TPID Provinsi Kaltim akan terus berkolaborasi dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K (Koordinasi, Ketersediaan, Keterjangkauan, dan Kepatuhan).
“Diharapkan dengan inflasi yang terkendali, ekonomi Kaltim dapat terus tumbuh dan membawa masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera,” tandasnya.
Editor : M Jay