MEDIABORNEO.NET, KUKAR – Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam memerangi stunting. Camat Sebulu, Edi Fachrudin, menyatakan tekadnya untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya hingga mencapai level hijau pada akhir 2024.
“Kasus stunting di Kecamatan Sebulu saat ini berada di level kuning, yang menandakan gejala atau terindikasi. Hal ini perlu penanganan cepat dan tepat agar tidak terjadi kasus stunting di Sebulu,” ujarnya.
Dikatakannya, penanganan stunting di Sebulu dilakukan dengan melibatkan kader-kader Posyandu serta kolaborasi dengan instansi terkait. Upaya pencegahan dilakukan secara masif dan terkoordinasi.
“Penanganan stunting menjadi konsen pemerintah, dan bersama-sama diharapkan dalam menekan angka stunting,” tegas Edi.
Stunting sendiri merupakan gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh asupan nutrisi yang tidak terpenuhi secara optimal saat ibu hamil atau ketika balita kekurangan gizi. Pada kasus stunting, biasanya pertumbuhan anak lambat dan tinggi badan di bawah rata-rata.
Pemerintah Kabupaten Kukar sendiri menargetkan angka stunting di wilayahnya di bawah 15 persen pada akhir 2024. Pada tahun 2022, angka stunting di Kukar mencapai 17,46 persen, dan kemudian turun menjadi 16,39 persen di tahun 2023.
Upaya pencegahan stunting di Kecamatan Sebulu meliputi pemberian edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi dan pola makan sehat bagi ibu hamil dan balita.
Pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan balita yang berisiko stunting.
Peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang layak. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin di Posyandu. Pendampingan bagi keluarga yang memiliki balita stanting.
“Tentunya dengan komitmen dan upaya yang kuat dari semua pihak, diharapkan target penurunan angka stunting di Kecamatan Sebulu dan Kabupaten Kukar secara keseluruhan dapat tercapai,” tandasnya. (Adv/Dri/M Jay)