COVID-19 Meningkat di Samarinda, Deni Hakim : Alhamdulillah Samarinda Belum Ada Omicron

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Samarinda mengalami peningkatan yang cukup masif dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, Samarinda menjadi daerah tertinggi kedua di Kaltim, kasus penularan virus COVID-19, setelah Balikpapan.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda Deni Hakim Anwar mengatakan, walaupun angka terkonfirmasi positif COVID-19 tinggi, tetapi sejauh ini dirinya belum menerima informasi mengenai adanya virus COVID-19 varian Omicron di Samarinda .

Namun demikian, kata dia, kondisi ini harus menjadi kewaspadaan semua pihak, mengingat sifat virus COVID-19 yang cepat menyebar. Terlebih, Balikpapan saat ini mengalami lonjakan kasus yang signifikan setiap harinya.

Untuk itu, dirinya mengingatkan, agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan, guna meminimalisir terjadinya penularan virus.

“Alhamdulillah di Samarinda belum kita temukan varian terbaru Omicron. Alhamdulillah di kecamatan belum ada yang zona merah, rata-rata masih zona kuning,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, baru-baru ini.

Dikatakannya lagi, Samarinda sebagai daerah yang berada di pertengahan daerah lain di Kaltim, juga sangat rawan. Apalagi, jarak antara Balikpapan dengan Samarinda sangat dekat, dikhawatirkan dengan mobilisasi masyarakat, virus akan mudah berpindah.

“Balikpapan kasusnya meningkat. Untuk itu kita harus tetap melakukan pencegahan, tetap waspada karena jarak Balikpapan dengan Samarinda dekat. Yang kita khawatirkan adalah adanya urbanisasi, perpindahan varian ke kota kita. Mengapa Balikpapan cepat terindikasi? Karena dia gerbang Kaltim,” terangnya.

Untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dan OPD terkait, Deni berharap, dapat meningkatkan pengawasan terhadap mobilisasi masyarakat.

“Harus ada pengawasan ekstra ketat,” tegasnya.

Politisi dari partai Gerindra ini menyakini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim mengambil kebijakan terbaik untuk menyelamatkan masyarakatnya, jika penularan semakin meluas.

“Kebijakan diambil berdasarkan indikasi yang ada. Ketika ada indikasi yang ditemukan oleh Pemprov, maka mereka akan melakukan penanganan. Ini sudah terjadi (peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19, red), sehingga berbeda penanganannya dengan pencegahan,” katanya. (Advetorial)

Penulis : Koko
Editor : M Jay

Share
Exit mobile version