MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menggandeng aparat desa dari berbagai kabupaten untuk memperkuat kemampuan digital dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan desa.
Bertempat di Hotel Puri Senyiur, Samarinda, kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (4/11/2024) sebagai bagian dari program Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) yang berfokus pada peningkatan kompetensi melalui platform digital.
Kegiatan yang berbentuk Training of Trainer (ToT) dengan tujuan mencetak pelatih yang nantinya dapat menularkan pengetahuan mereka ke rekan aparatur di desa masing-masing.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (PPM) Bappeda Kaltim, Mispoyo, menyebut bahwa program ini akan mengakselerasi kemampuan desa dalam pengelolaan berbasis digital, yang diharapkan mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
“Penggunaan Learning Management System (LMS) memungkinkan kita menghemat biaya dan meningkatkan jangkauan pelatihan. LMS memungkinkan pelatihan ini diikuti dari desa yang memiliki akses internet, sehingga lebih fleksibel dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Pelatihan ini diikuti oleh aparat desa dari enam kabupaten yaitu Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Paser, Berau, dan Balikpapan. Mahakam Ulu belum dapat berpartisipasi pada tahap ini karena kendala jaringan internet.
Para peserta, yang dibagi menjadi dua kelompok dengan total 40 peserta, mendapat materi mendalam tentang pengelolaan keuangan desa dan perencanaan pembangunan yang sesuai standar.
Setiap kelas terdiri dari 20 orang, dengan pembagian yang memungkinkan peserta mendalami aspek-aspek teknis sesuai bidang masing-masing.
Pelatihan ini memanfaatkan teknologi virtual seperti Zoom untuk diskusi interaktif, dan modul belajar di LMS untuk memperkuat pemahaman.
Dijelaskannya, metode ini menggabungkan pembelajaran teori dengan simulasi situasional, menyiapkan peserta agar siap mengimplementasikan materi ke dalam praktik nyata saat melatih rekan-rekan di desa mereka.
“Pemecahan menjadi dua kelas bertujuan agar peserta bisa lebih fokus. Tanggung jawab mereka besar sebagai pengajar bagi desa lain, jadi kualitas pemahaman sangat kami utamakan,” tambah Mispoyo.
Ke depannya, DPMD Kaltim berharap bahwa pelatihan berbasis LMS ini menjadi solusi jangka panjang dalam penyebaran pengetahuan bagi seluruh perangkat desa, serta dapat diterapkan secara mandiri di masa depan tanpa harus bergantung pada pelatihan tatap muka.(Adv/RN/M Jay)