MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Bank Indonesia (BI) Kaltim mencatat ekonomi Kaltim pada triwulan I tahun 2024 menunjukkan kinerja impresif dengan pertumbuhan 7,26 persen (yoy), melampaui triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh dua sektor utama, yakni pertambangan dan ekspor.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto menjelaskan, di sektor pertambangan, laju pertumbuhan mencapai 10,51 persen (yoy), terutama didorong oleh upaya korporasi pertambangan batubara untuk mengejar target produksi di awal tahun.
“Ini sejalan dengan target produksi nasional yang lebih tinggi yang ditetapkan Kementerian ESDM, dan tingginya permintaan batubara domestik, seiring dengan konsumsi listrik yang meningkat,” ujarnya baru-baru ini.
Budi Widihartanto juga mengatakan, kontribusi sektor ekspor naik signifikan, dengan laju pertumbuhan 7,17 persen (yoy). Kinerja ekspor yang tinggi ini didorong oleh pertumbuhan nilai ekspor batubara.
“Dari sisi pengeluaran, andil tertinggi berasal dari komponen ekspor dengan laju sebesar 7,17 persen (yoy),” ujarnya.
Di sisi lain, inflasi Kaltim pada bulan April 2024 tercatat sebesar 0,70 persen (mtm) atau 3,21 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 0,25 persen (mtm) atau 3,00 persen (yoy). Peningkatan inflasi ini disebabkan oleh dua faktor utama.
“Faktor pertama, peningkatan permintaan bahan pangan dan kenaikan tarif angkutan udara pada momen Hari Raya Idulfitri sesuai dengan pola historis,” terang Budi Widihartanto.
“Faktor kedua, kenaikan harga komoditas holtikultura dan daging ayam ras. Kondisi ini meningkatkan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini menyumbang inflasi terbesar dengan andil 0,35 persen (mtm) dan tingkat inflasi sebesar 1,18 persen (mtm),” sambungnya.
Derasnya arus mudik dan balik selama Idulfitri, disebut turut mendorong tingginya permintaan terhadap tiket pesawat, yang memicu inflasi kelompok transportasi.
“Secara keseluruhan, ekonomi Kaltim pada triwulan I 2024 menunjukkan performa yang kuat dan optimis, dengan pertumbuhan yang didorong oleh sektor pertambangan dan ekspor. Inflasi pun terkendali meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional,” tutupnya.
Penulis : Koko
Editor : M Jay