Gerakan Pangan Murah Kukar: Solusi Pemerintah Hadirkan Harga Beras dan Sembako Lebih Terjangkau

Mediaborneo.net, Kukar –   Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) bersama Kejaksaan Negeri Tenggarong kembali menghadirkan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai langkah nyata dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok dan meringankan beban masyarakat di tengah mahalnya harga sembako.

Program pangan murah ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena tingginya harga beras di pasaran yang saat ini mencapai Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogram. Dengan adanya GPM, masyarakat mendapatkan alternatif harga lebih rendah sehingga kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi tanpa memberatkan pengeluaran rumah tangga.

Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kukar, Ananias, menjelaskan bahwa program GPM telah dilaksanakan tiga kali sepanjang bulan Agustus 2025 dengan melibatkan berbagai instansi.

Berikut jadwal pelaksanaan:
13–14 Agustus 2025, bekerja sama dengan Polres Kukar. 19–22 Agustus 2025, bertepatan dengan perayaan HUT RI ke-80. 28–29 Agustus 2025, diadakan di Creative Park Tenggarong bersama Kejaksaan Negeri Tenggarong.

“Melalui Gerakan Pangan Murah ini, kami ingin masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah di tengah situasi harga pangan yang relatif mahal,” ujar Ananias, Rabu (27/8/2025).

Komoditas utama yang paling diminati masyarakat adalah beras SPHP Bulog. Beras ini dijual dengan harga Rp11.700 per kilogram, jauh lebih murah dari harga pasar karena ongkos distribusi ditanggung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kukar. Dengan begitu, masyarakat bisa membeli beras sesuai dengan harga gudang Bulog tanpa ada tambahan biaya.

Selain beras SPHP, tersedia pula beras lokal binaan Dinas Ketahanan Pangan yang sudah teregistrasi dan memiliki kandungan pestisida di bawah ambang batas maksimum residu. Harga beras lokal ini biasanya Rp15.100 per kilogram, namun di GPM dijual hanya Rp13.000 per kilogram.

“Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau,” kata Ananias.

Data menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap GPM sangat tinggi. Pada pelaksanaan pertama tanggal 13–14 Agustus, target penjualan hanya 10 ton beras SPHP, namun realisasi penjualannya justru menembus 21 ton.

“Kalau stok di lokasi habis, kami langsung mengambil tambahan dari gudang. Penyaluran SPHP memang harus segera dipercepat agar bisa menjangkau lebih banyak masyarakat,” ungkap Ananias.

Tidak hanya beras, Gerakan Pangan Murah Kukar juga menghadirkan kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, tepung terigu, bawang merah, bawang putih, hingga sayur mayur segar.

Untuk bawang merah dan bawang putih, pemerintah bekerja sama dengan Perusda MGRM memberikan subsidi sehingga harganya lebih rendah dibanding pasar.

Sayur mayur langsung dipasok dari kelompok tani (KTNA) dan kelompok wanita tani (KWT), tanpa perantara, sehingga kualitas lebih segar dengan harga yang lebih terjangkau.

“Prinsipnya sederhana, kami potong rantai pasokan agar produk dari petani langsung sampai ke tangan konsumen. Dengan begitu harga bisa ditekan dan masyarakat menikmati produk segar berkualitas,” terang Ananias.

Menurut pemerintah daerah, keberadaan GPM bukan hanya solusi jangka pendek untuk menekan harga pangan, tetapi juga memiliki dampak positif jangka panjang. Menjaga daya beli di tengah inflasi harga pangan. Membuka akses pasar lebih luas bagi petani dan produsen lokal.

“Tema besar kami jelas, yaitu menghadirkan pangan murah untuk masyarakat sekaligus mendukung petani dan produsen lokal agar tetap berdaya,” pungkas Ananias. (ADV/Kominfo Kukar)

Share