MEDIABORNEO.NET, KUKAR – Musim kemarau yang melanda Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), seringkali membawa krisis air bersih. Hal ini berakibat langsung pada sektor pertanian dan perikanan, yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat desa.
Menyadari hal ini, pada tahun 2024, Desa Ponoragan memprioritaskan pembangunan infrastruktur sumur bor untuk mengatasi permasalahan air yang kian memprihatinkan.
“Tahun ini, desa kami menerima program dari berbagai OPD, terutama terkait pertanian,” ungkap Kepala Desa Ponoragan, Sarmin.
“Kerjasama dengan Kodim 0906 Kukar, yang didukung oleh program pemerintah pusat dan Kementerian Ketahanan Pangan, menjadi salah satu solusi untuk mengatasi krisis air ini,” sambungnya.
Pembangunan sumur bor ini, lanjut Sarmin, menjadi prioritas utama, karena sebagian wilayah desa, terutama RT 4, 6, dan 7, terletak jauh dari Sungai Mahakam. Hal ini membuat mereka bergantung pada air sumur bor, terutama saat musim kemarau.
Kerjasama dengan Kodim 0906 Kukar menghasilkan pembangunan sumur bor di lima titik strategis di desa. Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga turut berkontribusi dengan membangun dua sumur bor, lengkap dengan penampungan air.
Upaya ini tidak berhenti di situ. Desa Ponoragan juga mengusulkan pembangunan embung kecil berukuran 20 meter x 30 meter. Embung ini nantinya akan digunakan untuk menyiram tanaman sayur dan membantu budidaya ikan.
“Dengan fokus pada pembangunan infrastruktur sumur bor dan embung, Desa Ponoragan bertujuan untuk mengatasi krisis air yang menjadi faktor krusial bagi keberlangsungan pertanian dan perikanan. Diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan mendorong kemajuan ekonomi desa,” katanya.
Pembangunan sumur bor dan embung ini merupakan langkah nyata Desa Ponoragan dalam menghadapi tantangan air bersih, khususnya di musim kemarau. Diharapkan dengan langkah ini, sektor pertanian dan perikanan di desa dapat terus berkembang dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. (Adv/Dri/M Jay)
