MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Anggota Pansus LKPJ Kepala Daerah Samarinda, Abdul Rohim, mengatakan, banyak catatan yang didapat dari hasil kegiatan peninjauan lapangan pada proyek pembangunan Teras Samarinda.
Diantaranya terkait pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, hasil tinjauan lapangan menunjukkan, hanya ada empat kios UMKM yang disiapkan di Teras Samarinda. Hal ini, kata dia, menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa efektifnya langkah tersebut dalam mendukung UMKM.
Menurutnya, seharusnya ada lebih banyak stand UMKM yang disiapkan di Teras Samarinda untuk pemberdayaan UMKM yang lebih nyata.
“Wali Kota dalam presentasi soal proyek ini, salah satu yang menjadi argumentasinya itu adalah soal pemberdayaan UMKM. Tapi kita kaget, mereka bilang pemberdayaan UMKM, ternyata di sini hanya disiapkan empat kios UMKM. Mana yang yg bisa diberdayakan terkait UMKM? Kalau 40 stand iya. itu catatan kita,” ujarnya saat ditemui usai melaksanakan tinjauan lapangan.
Selain itu, Abdul Rohim juga menyorot soal kemajuan proyek yang dikhawatirkan terkendala oleh keterlambatan pengiriman bahan baku lighting dari Cina.
“Progres masih menunggu bahan baku dari Cina. Mereka tidak bisa jawab kenapa harus dari Cina, tidak dari sini, yang tidak beresiko tertunda dan beresiko kalau ada trouble tidak perlu kembali. Justru itu menyusahkan diri sendiri dengan mengimpor bahan dari luar,” kritiknya.
Termasuk minimnya kehadiran pekerja yang membuat Pansus mengkhawatirkan kemungkinan penundaan lebih lanjut dalam pelaksanaan proyek tersebut.
“Kalau lihat dari progres pekerja juga belum datang, kita khawatir ini molor lagi,” katanya.
Abdul Rohim menambahkan, hasil dari tinjauan lapangan ini akan menjadi bahan diskusi dalam rapat internal Pansus. (Adv/Koko/M Jay)