Kaltim Kembangkan Pertanian Berbasis Industri untuk Dukung IKN

Kaltim Kembangkan Pertanian Berbasis Industri untuk Dukung IKN

MEDIABORNEO.NET, BALIKPAPAN – Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik, menegaskan bahwa Provinsi Kaltim siap menjadi pusat investasi, terutama dengan percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang semakin pesat.

Dalam upaya mendukung ketersediaan pangan bagi warga IKN, Akmal menyebut, Kaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pertanian, termasuk melalui kolaborasi dengan Sulawesi Barat (Sulbar).

“Kami meyakini Sulbar memiliki lahan yang sangat luas untuk mendukung kemandirian pangan. Dengan demikian, Sulbar dapat berkontribusi dalam ketersediaan pangan bagi IKN melalui produksi pertaniannya,” ujarnya.

Pengembangan Industri Pertanian
Akmal menjelaskan, Kaltim sedang giat mengembangkan komoditas pertanian seperti pisang, yang diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi untuk pasar internasional.

“Harga lokal pisang sekitar Rp7.000 per sisir, namun setelah melalui proses industri, nilai jualnya meningkat hingga Rp35.000 di pasar Eropa, Belgia, Vietnam, dan Iraq. Hal ini karena kami melakukan pengembangan yang tidak biasa-biasa saja,” ungkapnya.

Tidak hanya pisang, Kaltim juga mengembangkan potensi pertanian lainnya, seperti kangkung, serta sektor pertanian secara luas. Akmal menekankan pentingnya kerja keras dan inovasi dalam mengoptimalkan potensi ini untuk menghasilkan manfaat besar bagi masyarakat dan daerah.

Provinsi Kaltim juga sedang fokus pada pemanfaatan lahan eks tambang dan lahan kritis untuk pengembangan pertanian. Akmal menyebutkan, program ini melibatkan sekolah-sekolah, Dinas PUPR, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, ESDM, hingga sektor pendidikan.

“Lahan-lahan kritis ini kami manfaatkan agar bisa menghasilkan dan bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.

Salah satu contoh keberhasilan program ini adalah pengembangan kopi liberika di Jalan Poros Bontang-Samarinda, tepatnya di Prangat Baru, yang kini menjadi rest area bagi masyarakat.

“Kopi khas Kaltim ini sangat berbeda dari kopi dari daerah lain, seperti Mamasa,” jelas Akmal.

Selain fokus pada sektor pertanian, Pemprov Kaltim juga membuka peluang kerjasama dengan Sulawesi Barat dalam pengelolaan limbah sampah.

“Melalui Perusda, kami siap bekerjasama dengan Pemprov Sulbar untuk mengelola limbah sampah secara optimal,” tegas Akmal. (**/Koko/M Jay)

 

 

Share
Exit mobile version