Mediaborneo.net, Kukar – Plt Kepala Dinas Sosial Kukar Yuliandris menjelaskan bahwa program Berdikari sejalan dengan misi Pemkab Kukar dalam menciptakan inklusi ekonomi. Dinsos, katanya, berperan sebagai fasilitator agar penyandang disabilitas memiliki akses yang sama terhadap pendidikan kewirausahaan, modal usaha, hingga pendampingan bisnis.
“Kami tidak ingin mereka hanya mandiri, tapi juga bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya. Kalau satu usaha milik penyandang disabilitas maju, otomatis bisa membuka peluang kerja untuk orang lain. Itulah yang kami maksud pemberdayaan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa Dinsos Kukar akan terus berkolaborasi dengan dinas lain, komunitas bisnis, dan lembaga sosial agar pelatihan tidak berhenti pada teori, melainkan berlanjut pada pendampingan, pemasaran, hingga akses permodalan.
Pelatihan yang diikuti 50 peserta disabilitas ini berlangsung interaktif. Panitia menyediakan fasilitas konsumsi dan ruang diskusi, sementara peserta aktif mengajukan pertanyaan terkait strategi mengembangkan usaha mereka.
Beberapa peserta mengaku sangat terbantu dengan materi yang disampaikan narasumber, khususnya mengenai pemasaran digital dan manajemen keuangan sederhana. Hal ini diharapkan dapat langsung diterapkan dalam usaha mereka sehari-hari.
Program Berdikari tidak hanya mencerminkan kepedulian Pemkab Kukar terhadap kelompok rentan, tetapi juga menjadi bukti nyata keberpihakan pemerintah dalam menciptakan kesempatan yang setara bagi semua warga.
“Kalau penyandang disabilitas diberi ruang, kesempatan, dan kepercayaan, mereka bisa buktikan mampu bersaing. Harapan kami, setelah pelatihan ini, usaha mereka bisa lebih berkembang dan berkontribusi bagi ekonomi daerah,” tutup Yuliandris. (ADV/Kominfo Kukar)