Mediaborneo.net, Samarinda – Rencana pembangunan zebra cross di Jalan Ir H Juanda Samarinda, tepatnya di depan SMA Negeri 5, SMA Negeri 3, dan SMP Negeri 4, hingga kini belum juga terealisasi. Padahal, Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda menyebutkan bahwa anggaran dan kesiapan teknis sudah tersedia. Namun, pelaksanaan proyek tersebut masih menunggu persetujuan dari pemerintah pusat.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menegaskan bahwa keselamatan masyarakat, terutama pelajar, harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan transportasi kota. Ia menyoroti langkah Pemkot Samarinda yang lebih dulu membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) tanpa menyiapkan solusi pengganti seperti zebra cross atau pelican crossing.
“Jangan sampai kebijakan diambil tapi justru mengorbankan keselamatan masyarakat, apalagi anak-anak sekolah. Itu yang utama. Jangan JPO dibongkar hanya karena dianggap tidak efektif, tapi solusi alternatifnya belum siap,” ujar Abdul Rohim belum lama ini.
Rohim menilai bahwa zebra cross saja belum cukup menjamin keselamatan pelajar Samarinda, karena tingkat disiplin pengendara di kawasan padat lalu lintas seperti Jalan Ir H Juanda masih rendah. Ia mendorong agar Dishub Samarinda melengkapi zebra cross dengan pelican crossing, yaitu lampu penyeberangan yang bisa diaktifkan oleh pejalan kaki.
“Zebra cross kadang tidak efektif. Banyak pengendara tetap melaju meski ada penyeberang. Maka perlu dikaji lebih lanjut agar keselamatan betul-betul terjamin,” tegasnya.
Ia menambahkan, jika pembangunan zebra cross di depan tiga sekolah tersebut terealisasi, maka pemasangan pelican crossing menjadi langkah yang paling ideal. Menurutnya, masyarakat dan pelajar cenderung memilih menyeberang di permukaan jalan dibandingkan menaiki tangga JPO yang tinggi.
“Solusi terbaik adalah zebra cross yang dipadukan dengan pelican crossing. Lampu penyeberangan bisa diaktifkan sesuai kebutuhan, sehingga kendaraan akan berhenti otomatis. JPO memang jarang diminati karena dianggap tidak praktis,” katany.
Rohim juga mendesak Dishub Samarinda untuk segera berkoordinasi dan mempercepat komunikasi dengan pemerintah pusat. Menurutnya, persetujuan pusat sangat penting mengingat Jalan Ir H Juanda berstatus sebagai jalan nasional yang memiliki arus kendaraan tinggi.
Selain itu, ia mendorong agar pelican crossing Samarinda tidak hanya dibangun di depan tiga sekolah tersebut, tetapi juga di seluruh sekolah yang berada di tepi jalan raya.
“Idealnya, pelican crossing dipasang di seluruh zona sekolah. Dengan begitu, kendaraan akan berhenti saat melihat sinyal lampu dan bunyi alarm peringatan,” tutupnya. (Koko/ADV/DPRD Samarinda)
