KH Muhammad Haiban Dukung Libur Sekolah Ramadan, Soroti Pentingnya Pendidikan Agama

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA –   Menjelang bulan suci Ramadan, wacana libur sekolah bagi siswa di sekolah umum menjadi topik perbincangan hangat. Salah satu tokoh yang memberikan pandangannya terkait kebijakan ini adalah KH Muhammad Haiban, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Timur.

Ia memberikan dukungan terhadap wacana tersebut dengan alasan, bahwa libur sekolah akan memberikan kesempatan bagi anak-anak yang berpuasa untuk lebih fokus menjalankan ibadah.

“Libur sekolah selama Ramadan sangat tepat, mengingat mayoritas siswa di sekolah umum adalah umat Islam. Selama puasa, anak-anak memerlukan energi ekstra. Dengan libur, mereka bisa lebih leluasa menjalankan ibadah tanpa terganggu oleh aktivitas sekolah,” ujar KH Muhammad Haiban, Kamis (2/1/2025).

Namun, meskipun mendukung kebijakan libur tersebut, Haiban mengingatkan bahwa pendidikan tetap harus berjalan. Ia menegaskan, pendidikan agama adalah fondasi yang penting dalam pembentukan karakter anak. Untuk itu, Haiban mengusulkan agar selama masa liburan, lembaga pendidikan menyelenggarakan kegiatan pendidikan agama yang lebih intensif dan terstruktur.

“Meskipun anak-anak libur sekolah, namun lembaga pendidikan dapat terus memberikan pendidikan agama yang lebih mendalam. Ini dapat membantu memperkuat karakter anak-anak,” lanjut Haiban.

Haiban menilai, libur sekolah selama Ramadan memberi peluang yang sangat baik bagi anak-anak untuk memperdalam pengetahuan agama. Menurutnya, meskipun pelajaran agama di sekolah hanya berlangsung dua jam per minggu, Ramadan adalah waktu yang sangat tepat untuk memperkuat fondasi agama anak-anak.

“Saat mereka libur, anak-anak bisa mendapatkan pengajaran agama yang lebih intensif. Itu sangat bermanfaat untuk membentuk karakter mereka,” jelasnya.

Namun, ia juga menyadari bahwa wacana libur sekolah Ramadan dapat memunculkan perbedaan pendapat. Beberapa pihak khawatir bahwa libur panjang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Akan tetapi, Haiban menganggap bahwa manfaat dari pemberian ruang untuk ibadah dan pengajaran agama lebih penting dalam konteks Ramadan.

“Libur ini bukan hanya tentang memberi waktu untuk istirahat, tetapi lebih kepada memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk meningkatkan spiritualitas mereka,” terangnya.

Wacana libur sekolah selama Ramadan memang selalu memunculkan pro dan kontra. Bagi sebagian orang, libur dianggap sebagai solusi yang bijak untuk memberi kesempatan anak-anak yang berpuasa beristirahat dan beribadah. Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa libur terlalu lama bisa menghambat proses belajar anak-anak. Meski begitu, Haiban menilai bahwa fokus pada pendidikan agama selama bulan puasa jauh lebih penting.

“Yang paling utama adalah bagaimana anak-anak dapat merasakan manfaat spiritual dan pendidikan agama yang mendalam. Ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” tandasnya. (Oen/M Jay)

Share