MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Mewujudkan Kaltim Berdaulat Pangan, Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Provinsi Kaltim dicanangkan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim, di Demplot Kodim 0901 Samarinda, Jalan H.A.M Rifaddin pada Selasa (29/8/2023).
Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, Danren 091/ASN, Brigjen TNI Yudhi Prasetya, Dandim se-Kaltim dan Forkopimda Kaltim.
Wakil Gubernur Hadi Mulyadi mengatakan, pengendalian inflasi pangan menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh masyarakat.
Menurutnya, dengan terjadinya kenaikan harga pangan yang tidak terkendali, maka akan berpengaruh buruk pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
“Ini menjadi inisiatif strategis dan tentunya kita dukung bersama untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, berkualitas dan terjangkau kepada seluruh masyarakat. Ini juga menjadi komitmen pemerintah untuk memastikan Kaltim mandiri dalam produksi pangan dan mampu menjaga harga pangan tetap stabil, ” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto mengatakan, terdapat tujuh inisiatif program yang dilaksanakan Bank Indonesia Provinsi Kaltim bersama dengan TPID Kaltim untuk mengendalikan inflasi pangan di Kaltim. Yaitu, pertama adalah gerakan tanam cabai bersama TNI se-Kaltim, dengan capaian 45 ribu bibit cabai di lahan Kodim di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten PPU, serta pembagian 10 ribu bibit cabai di lingkungan Kodim se-Kaltim.
“Ini upaya bersama dalam menjaga ketersediaan pasokan cabai sebagai komoditas penyebab inflasi, ” paparnya.
Kedua, perluasan kerjasama antar daerah. Dimana, Bank Indonesia Provinsi Kaltim telah melakukan komunikasi dan kerjasama dengan beberapa daerah yang merupakan pemasok beberapa komoditi yang menjadi kebutuhan terbesar masyarakat Kaltim.
“Kita mendatangi wilayah lain, seperti daerah penghasil gula, bawang merah dan ikan layang. Karena ini penyumbang inflasi yang relatif besar di Kaltim. Ini penting, ketika kita belum bisa memenuhi kebutuhan yang ada di kota kita, ” katanya.
Ketiga, lanjut Budi Widihartanto, pemberian bantuan peralatan hilirisasi komoditi cabai. Keempat, mendorong produksi pertanian.
“TPID memberikan bantuan dan upaya efektivitas farming untuk komoditas penyumbang inflasi, seperti cabai,” sebutnya.
Kelima, penandatanganan kerjasama antara Perbankan pada kelompok tani dalam hal bantuan kredit usaha. Keenam, melaksanakan gerakan pangan murah.
“Ketujuh, penukaran uang rupiah untuk memberikan akses pada masyarakat untuk memperoleh bahan pangan terjangkau, serta komitmen untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga di masyarakat, ” tandasnya.
Penulis : Koko
Editor : M Jay