MEDIABORNEO.NET, KUKAR – Pemerintah Desa Embalut terus tancap gas mengembangkan lahan bekas tambang menjadi kawasan pertanian produktif, meskipun rencana kunjungan tiga menteri yang semula dijadwalkan awal Mei harus ditunda.
Rencana kedatangan Menteri Desa, Menteri Lingkungan Hidup, dan Menteri Kelautan dan Perikanan ke Desa Embalut sedianya untuk melihat langsung transformasi lahan pascatambang seluas 40 hektare yang kini ditanami jagung. Sayangnya, agenda tersebut belum bisa terlaksana.
Namun demikian, semangat warga dan pemerintah desa tak surut. Kepala Desa Embalut, Yahya, menegaskan bahwa program pertanian tetap berjalan sesuai rencana.
“Kami sudah mulai menyalurkan bantuan benih ke petani. Harapannya, panen perdana nanti bisa jadi bukti nyata bahwa lahan bekas tambang pun bisa hidup kembali,” ujarnya.
Inisiatif ini menjadi angin segar bagi perekonomian desa yang selama ini bergantung pada sektor perikanan. Dengan bertumpu pada komoditas jagung, Pemdes Embalut mendorong lahirnya sumber pendapatan baru yang berkelanjutan.
Meski kunjungan dari pusat belum terealisasi, komunikasi dengan instansi terkait di tingkat kabupaten terus berjalan.
Desa berharap ada dukungan konkret, mulai dari bantuan teknis, infrastruktur pertanian, hingga akses jalan menuju lahan.
“Ini bukan semata soal seremoni. Kami berharap kunjungan itu tetap dijadwal ulang usai Lebaran, karena bisa membuka jalan bagi program nasional masuk ke Embalut, termasuk rehabilitasi bekas tambang secara lebih luas,” kata Yahya.
Tak ingin momentum hilang, Pemdes Embalut juga telah menyusun laporan progres sebagai bukti keseriusan mereka. Laporan ini akan digunakan untuk memperkuat lobi ke kementerian.
“Kami ingin tunjukkan bahwa desa bisa mandiri jika diberi kepercayaan. Tanah bekas tambang ini bukan akhir, tapi awal dari harapan baru,” tutup Yahya. (ADV/Kominfo Kukar)