Menuju Standar Media Profesional, SMSI Samarinda Tutup Pendaftaran Anggota Hingga Awal 2025

Mediaborneo.net, Samarinda –   Dalam upaya mendorong ekosistem media yang profesional dan terverifikasi, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Samarinda resmi menutup sementara proses pendaftaran anggota baru hingga awal 2025. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari langkah strategis memperkuat penataan internal dan fokus terhadap pembinaan media yang telah tergabung.

Ketua SMSI Samarinda, Arditya Abdul Aziz, menyatakan bahwa kebijakan ini penting demi memastikan seluruh anggota SMSI bukan hanya sah secara hukum, tetapi juga memenuhi standar Dewan Pers dalam menjalankan kegiatan jurnalistik yang sehat dan bertanggung jawab.

“Kami ingin memastikan setiap perusahaan media yang tergabung adalah media yang siap bersaing secara profesional. Maka, pendaftaran anggota SMSI Samarinda 2025 akan dibuka kembali setelah proses internal selesai, diperkirakan awal tahun depan,” ujarnya.

Saat ini, SMSI Samarinda tercatat memiliki 90 media anggota yang telah melalui proses verifikasi dan pemenuhan administrasi. Meskipun jumlahnya lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya, Arditya menegaskan hal itu justru menunjukkan komitmen organisasi pada kualitas dan legalitas.

“Jumlah bukan ukuran. Kami ingin organisasi ini diisi oleh media yang benar-benar serius dan memiliki visi jangka panjang. Ini soal integritas dan tanggung jawab sebagai perusahaan pers,” tegasnya.

Sebagai organisasi profesi, SMSI Samarinda tidak hanya menjadi payung bagi media, tetapi juga menjadi penggerak peningkatan kapasitas. Pembinaan yang dilakukan mencakup pelatihan manajemen redaksi, pengembangan SDM jurnalistik, hingga pendampingan dalam hal legalitas perusahaan.

“Kami mendorong agar seluruh anggota SMSI dapat menjalankan fungsinya sesuai regulasi, terutama yang diatur dalam Pedoman Media Siber dan peraturan Dewan Pers,” katah Arditya.

Ketua SMSI Kalimantan Timur, Wiwid Marhaendra Wijaya, mendukung langkah ini dan menyampaikan bahwa perusahaan media tetap memiliki kebebasan untuk memilih asosiasi, namun kualitas dan kompetensi adalah hal yang tak bisa ditawar.

“Kami ingin media di Kalimantan Timur tidak hanya eksis, tapi juga diakui secara profesional. SMSI hadir untuk mendampingi mereka ke arah itu,” katanya. (Koko/M Jay)

Share
Exit mobile version