PDRB Kaltim Bergeser, Sektor Pemerintahan dan Konstruksi Jadi Andalan

Mediaborneo.net, Samarinda –   Struktur PDRB Kaltim mengalami pergeseran signifikan dalam dua tahun terakhir. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Timur, M. Syaibani, menyebut, pertumbuhan ekonomi Kaltim tidak lagi hanya bergantung pada sektor pertambangan.

Saat ini, sektor pemerintahan dan konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang dominan, terutama dengan meningkatnya belanja APBN dan APBD di Kaltim.

“Kalau kita lihat PDRB di dua tahun terakhir, terlihat struktur perekonomian di Kaltim bergeser. Bukan hanya sektor pertambangan, tetapi sektor pemerintahan dan konstruksi yang bertumbuh pesat. Penambahan belanja APBN dan APBD di dua sektor ini otomatis menambah kontribusi terhadap PDRB,” terang M. Syaibani.

Sektor konstruksi, yang didorong oleh berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), telah memberikan dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi daerah. Belanja pemerintah yang besar di sektor ini telah membuka peluang lapangan usaha baru serta memperkuat daya saing ekonomi lokal.

Pada 2023-2024, porsi anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan IKN mencapai sekitar 70-80 persen dari belanja pemerintah. Namun, pada 2025, alokasi tersebut diproyeksikan akan menurun menjadi 10-20 persen.

“Betul, jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu karena tinggal melanjutkan beberapa infrastruktur yang ada. Namun, alokasi tetap ada untuk memastikan pemeliharaan infrastruktur berjalan dengan baik,” ungkap M. Syaibani.

Meski demikian, belanja pemerintah di IKN tetap menjadi faktor penting yang menyumbang pada pertumbuhan ekonomi Kaltim. Fokus pada keberlanjutan dan pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi di wilayah ini.

Belanja APBN dan APBD yang diarahkan ke sektor pemerintahan dan konstruksi membawa dampak positif pada lapangan usaha lokal. Peningkatan belanja modal ini tidak hanya mendukung proyek pembangunan tetapi juga memperkuat ekonomi daerah melalui pengadaan barang dan jasa yang melibatkan pelaku usaha lokal.

Di sisi lain, pergeseran fokus ekonomi ini menjadi sinyal positif bahwa Kalimantan Timur mulai mendiversifikasi perekonomiannya. Dengan peran yang lebih besar dari sektor non-pertambangan, Kaltim diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

“Pergeseran ini menjadi momentum penting bagi Kalimantan Timur untuk terus memperkuat sektor-sektor strategis yang mampu membawa dampak jangka panjang,” pungkasnya. (M Jay)

Share
Exit mobile version