MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Pameran Lukisan Kaligrafi dalam rangka MTQ Nasional ke-XXX resmi berakhir pada Minggu, 15 September 2024, pukul 16.00 Wita, setelah berlangsung selama sembilan hari di Convention Hall Samarinda.
Pameran yang diikuti oleh sejumlah pelukis ternama, termasuk Iwan, seorang pelukis asal Samarinda, sukses menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah. Iwan, yang dikenal sebagai pelukis murni, baru kali ini menampilkan karya kaligrafinya di ajang setaraf internasional ini.
Dalam pameran tersebut, Iwan mengungkapkan bahwa partisipasinya berawal dari ajakan sesama pelukis dari Jakarta dan Jawa.
“Ini pertama kalinya saya ikut serta dalam pameran kaligrafi. Biasanya, saya lebih sering melukis non-kaligrafi. Namun, karena ajakan teman, saya memutuskan untuk mencoba,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, meskipun ini adalah pengalaman pertamanya dalam melukis kaligrafi, pameran ini memiliki makna syiar yang penting baginya.
Tema besar pameran ini adalah The Power of Ka’bah, dengan subtema khusus tentang Nabi Muhammad, yang disesuaikan dengan perayaan Maulid Nabi.
“Saya memilih tema Isra Mi’raj karena masih berkaitan dengan Nabi Muhammad. Ide ini muncul setelah saya mencari inspirasi dari peristiwa bersejarah tersebut,” jelasnya.
Iwan juga menjelaskan, durasi pembuatan lukisan sangat bervariasi, tergantung pada tingkat kesulitan tema yang dipilih. Untuk tema yang lebih kompleks, proses penyelesaian bisa memakan waktu hingga dua minggu. Meskipun baru pertama kali terjun di dunia kaligrafi, karyanya berhasil mencuri perhatian dan bahkan beberapa telah terjual dengan harga mencapai Rp 10 juta.
Selain menjadi pelukis, Iwan juga aktif mengajar anak-anak menggambar dan mewarnai di beberapa sekolah di Samarinda.
“Saya fokus pada pendidikan ekstrakurikuler, terutama dalam lomba menggambar dan mewarnai untuk anak-anak,” tuturnya.
Ia juga menjadi bagian dari komunitas seni di Samarinda, yang sering berkumpul di Teater Yupa, sebuah tempat berkumpulnya seniman di Komplek Universitas Mulawarman.
Iwan berharap bahwa pameran seperti ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun, sehingga para seniman dapat menyalurkan karya mereka dan berkontribusi dalam syiar Islam.
“Kami berharap acara seperti ini bisa terus berlanjut, agar kami memiliki wadah untuk menampilkan karya-karya kami,” harapnya.
Sementara itu, Fredi, seorang pengunjung asal Jawa Timur, mengungkapkan kegembiraannya setelah berhasil membeli salah satu lukisan kaligrafi dengan harga Rp 1,5 juta.
“Saya sudah tertarik sejak awal melihatnya, dan saya memutuskan untuk membelinya untuk dipajang di rumah,” katanya.
Ia juga berharap pameran kaligrafi ini dapat terus berkembang dan memberikan ruang bagi para seniman untuk berkarya. (Koko/M Jay)