MEDIABORNEO.NET, KUTAI KARTANEGARA – Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur H Munawwar mengakui, saat ini populasi hewan ternak di Kaltim baru mencapai 23 persen. Jumlah ini dinilai masih kurang untuk mencukupi kebutuhan daging, apalagi Kaltim akan menjadi Ibukota Nusantara.
“Memang kalau bicara Kaltim, populasi kita hanya bisa mencukupi 23 persen, jadi selebihnya dari luar. Sedang kita ini sudah menghadapi IKN, jangan untuk IKN, yang ada saat ini saja kita belum tercukupi. Untuk itu diperlukan pengembangan populasi (hewan ternak, red) di seluruh kawasan,” katanya, ditemui di sela-sela acara tinjauan ke lahan pasca tambang Equalindo Farm, Selasa (10/5/2022).
Dirinya mengungkapkan, beberapa kendala yang dihadapi Kaltim untuk benar-benar menciptakan pemenuhan populasi hewan ternak. Diantaranya terkait masalah lahan.
“Kebutuhan kita itu mencapai 60 sampai 70 ton per tahun untuk pengadaan pemenuhan kebutuhan daging. Tapi populasi ternak kita rendah. Kalau target kebutuhan mencapai 650 ribu, sedang kita hanya bisa penuhi 23 persen, jauh sekali. Untuk itu, kami sudah melakukan kerjasama dengan IUP dan OKP2B untuk melaksanakan pengawasan pengembangan kawasan. Karena jujur, dalam RTRW tidak ada kawasan peternakan, sementara investor yang datang kesulitan mencari lahan. Makanya kami lakukan upaya penambahan populasi dengan penambahan lahan dan pengembangan sapi lokal,” terangnya.
H Munawwar menyebut, berdasarkan data populasi hewan ternak yang ada di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim, pada tahun 2021 lalu ada sekitar 120 ribu jumlah hewan ternak di Kaltim.
Kendati begitu, dirinya mengatakan, untuk pemenuhan kebutuhan daging di Kaltim sudah mencukupi, karena pasokan daging menggunakan daging beku.
“Kebutuhan daging sebenarnya sudah mencukupi, karena pasokan daging kita dari daging beku. Tapi jumlah populasi daging segar jauh,” katanya.
Dengan adanya perusahaan ataupun pihak swasta yang melakukan pengembangan peternakan di Kaltim, H Munawwar sangat memberikan apresiasinya. Karena dapat membantu pemerintah untuk mencukupi kebutuhan daging di Kaltim.
“Dengan adanya pengembangan sapi oleh pihak lain, tentu ini sangat membantu pemerintah dalam hal pengembangan kawasan dan melakukan upaya penambahan populasi hewan ternak,” pungkasnya.
Penulis : Koko
Editor : M Jay