Sri Puji Astuti Dorong Perempuan Samarinda Tingkatkan Kapasitas dan Peran di Ruang Publik

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti (Ft: Mela)

Mediaborneo.net, Samarinda –   Peningkatan literasi politik dan keterampilan dinilai menjadi kunci bagi perempuan untuk berkontribusi lebih luas di ruang publik. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Pendidikan Politik Bagi Kaum Perempuan bertema Hak-hak Perempuan dalam Politik dan Demokrasi di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda, Kamis (14/8/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Puji menegaskan bahwa kehadirannya bukan hanya untuk berbicara soal kapasitas pribadinya sebagai anggota legislatif, melainkan untuk berbagi pengalaman dan strategi yang ia jalani selama proses menjadi wakil rakyat, mulai dari perjuangan awal hingga langkah-langkah yang ia ambil setelah menjabat.

“Saya hadir dalam kegiatan ini bukan semata-mata untuk menunjukkan kapasitas pribadi sebagai narasumber. Tujuan utama saya adalah membagikan pengalaman dan kiat-kiat selama proses menjadi anggota legislatif mulai dari bagaimana perjuangannya hingga apa yang saya kerjakan setelah menjabat,” ujarnya.

Ia menilai sosialisasi pendidikan politik sangat penting, terutama bagi perempuan dan generasi muda, agar tetap termotivasi mengembangkan diri, berpartisipasi dalam pembangunan, dan aktif di ruang publik. Puji mengingatkan bahwa kontribusi untuk kota tidak harus melalui jalur politik formal.

“Kita tidak harus menjadi politisi untuk berperan, setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama, termasuk di Kota Samarinda,” tegasnya

Sebagai politisi perempuan tiga periode di DPRD Samarinda, Puji menilai keterwakilan perempuan di legislatif masih jauh dari target 30 persen. Menurutnya, yang harus dibangun adalah kepercayaan publik terhadap kapasitas perempuan, bukan sekadar modal finansial. Ia mendorong perempuan mengasah kemampuan dan memperluas wawasan lewat pendidikan literasi, baik formal maupun nonformal, termasuk pelatihan keterampilan dan pengembangan diri.

“Ke depan, yang perlu dibangun adalah kepercayaan publik terhadap kemampuan perempuan. Tidak selamanya modal finansial menjadi penentu keterlibatan di politik. Yang terpenting adalah menguatkan diri, memperkaya pengetahuan dan empati, lalu berbuat nyata untuk sesama,” pungkasnya. (Mela/Adv/DPRD Samarinda)

Share