Terowongan Otista Diharapkan Mampu Atasi Persoalan Kemacetan hingga Kurangi Tingkat Lakalantas

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Anggota Komisi III DPRD Samarinda Sutrisno berharap, pembangunan terowongan Otista benar-benar dapat mengentaskan persoalan kemacetan dan tingginya potensi kecelakaan lalu lintas di kawasan sepanjang Jalan Otto Iskandardinata eks Jalan Tenggiri.

“Harapan kita, dengan nantinya ada terowongan itu bisa mengurai kemacetan yang ada di kawasan Sungai Dama, ” katanya.

Seperti diketahui, kawasan Pasar Sungai Dama hingga sepanjang Jalan Otto Iskandardinata kerap terjadi kemacetan yang sangat panjang, khususnya di jam-jam sibuk. Selain itu masih banyaknya pedagang yang berjualan di tepi jalan, membuat kondisi jalan sempit.

Tak hanya itu saja, persoalan seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas di Gunung Manggah menjadi kekhawatiran banyak masyarakat, khususnya penggunaan jalan yang melintas di jalur tersebut. Beberapa kejadian bahkan hingga sampai merenggut nyawa.

“Mudah-mudahan dengan adanya terowongan, jalan di Sambutan juga bisa tertangani hingga di Pelita 4,” sebut Sutrisno.

Dikatakannya, pembahasan mengenai terowongan, DPRD Samarinda telah beberapa kali melakukan hearing bersama Pemkot Samarinda dan OPD terkaitnya.

“Kita sudah hearing dengan kontraktor, PUPR. Jadi, ini konsepnya kepentingan untuk masyarakat. Nantinya apakah bisa mengentaskan kemacetan atau tidak, ya kita lihat. Apalagi di situ adalah jalan yang tembus menuju ke jalan tol, ” katanya.

Dia juga mengingatkan, dalam pembangunan terowongan juga harus memperhatikan kondisi lingkungan. Pasalnya, daerah yang direncanakan untuk dibangun terowongan tersebut diketahui adalah daerah yang masuk kategori rawan longsor.

“Di situ cenderung pondasinya menurun, jadi kekuatan harus diperhitungkan. Kontur Kaltim berbeda dengan kontur di Jawa dan membuat terowongan ini berbeda dengan terowongan kereta api. Karena terowongan kereta api ada relnya, tidak ada penurunan. Kalau di sini harus dihitung matang-matang, panjang 400 meter yang terbuka 690 meter, ” ujarnya.

“Kita juga menyoroti masalah dampak sosialnya. Apakah masyarakat support dan ini akan benar-benar dapat mengurai kemacetan, ” katanya lagi.

“Di sebelah Sambutan, ada jalan longsor yang sampai saat ini belum ada juga solusinya. Itu juga menjadi prioritas, karena dia sejalur, ” imbuhnya. (Adv/Koko)

Share
Exit mobile version