MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Ribuan pengendara ojek online (Ojol) yang menamakan dirinya Driver Ojol Bersatu menggelar aksi unjukrasa di depan Kantor Gubernur Kaltim, dengan pengamanan ketat dari pihak Kepolisian dan TNI, Senin (26/9/2022).
Alasan mereka turun ke jalan hari ini karena ingin menuntut kesejahteraan mitra Driver Ojol Kaltim, sebagai buntut dari kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Tidak hanya dihadapkan dengan persoalan kenaikan harga BBM, ribuan Ojol ini juga ditekan dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak aplikator, yakni potongan yang mencapai 20 hingga 30 persen. Kondisi ini tentu akan semakin memberatkan Ojol.
“Kenaikan BBM ini dampaknya sangat luar biasanya. Katakanlah, bensin 1 liter dulunya kami bisa dapat 4 orderan, tapi sekarang tidak bisa lagi. Artinya dampaknya sangat luar biasa sekali buat kami, ” ujar Koordinator Aksi Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos) Abdul Majid.
Dikatakannya, Ojol tidak menuntut pihak aplikator untuk memberikan bonus-bonus. Namun mencari solusi atas banyaknya persoalan potongan yang dibebankan kepada pihak Ojol.
“Kalau memang bonus tidak ada ya sudah, habiskan saja sekalian. Cuma yang kami minta itu paling tidak, jarak penjemputan dibuat 1 kilo. Artinya solusinya yang kami berikan pada Gojek seperti itu, ” sebutnya.
“Kedua, potongan yang ada di kantor itu kami minta sekarang 15 persen. Gojek Samarinda sampai sekarang belum menerapkan aturan yang ditetapkan pemerintah. Bahkan potongan tetap, bahkan 25 persen sampai 30 persen. Potongan terhadap costumer 15 persen. Kan potongan itu banyak, bukan dari costumer saja, dari kami pun juga dipotong. Gimana kebijakan itu? Makanya kami turun hari ini ke jalan, ” imbuh Abdul Majid.
Kebijakan pihak aplikator yang dinilai sangat memberatkan Ojol ini sebenarnya sudah pernah dikomunikasi oleh pihak Ojol sejak 4 bulan lalu. Tetapi hingga saat ini dari pihak aplikator belum menberikan jawaban.
“Kami sudah selama 4 bulan dan hari ini puncaknya. Sebenarnya kami sudah melakukan penawaran dengan Gojek, bahkan setelah 4 bulan tidak ada realisasi dari kawan-kawan di Gojek. Cuma sempat kami diberi solusi untuk menunggu. Itu yang membuat kawan-kawan resah, capek kami ini. Gojek tidak punya investasi untuk kami. Paling tidak kalau ingin membantu kami, Gojek menyediakan bengkel di Samarinda. Itu harapan kami, ” ujarnya.
Kepada pihak pemerintah, Abdul Majid menyampaikan, seluruh Ojol yang ada di Samarinda sangat mengharapkan untuk memberikan perhatian kepada nasib mereka dan dapat menegur pihak aplikator.
“Kami meminta kepada pemangku kebijakan, terutama pada bapak Gubernur dan bapak Wakil Gubernur untuk membuat aturan. Atau paling tidak mereka ikut menegur, ” harapnya.
Terpisah, salah satu driver Ojol bernama Irvan Jaya mempertanyakan, kebijakan yang diberikan oleh Presiden Jokowi, yakni subsidi BLT BBM yang diberikan kepada seluruh Ojol. Karena menurut dia, hingga hari ini BLT tersebut belum diterima oleh dirinya, maupun ribuan Ojol lain di Samarinda.
“Kita meminta pertanggungjawaban pemerintah yang telah menjanjikan BLT, tapi sampai sekarang kami belum ada menerima, belum ada pendataan, apalagi kami semua terkena dampak dari kenaikan BBM, ” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Yudha Pranoto memastikan bahwa pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap 3 aplikator Ojol yang ada di Samarinda pada Rabu nanti, untuk mengetahui respon dari aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan Ojol hari ini.
“Rencana Rabu kita panggil 3 aplikatornya dan tentunya saya akan laporkan pada pak Gubernur, apa yang menjadi tuntutan saudara-saudara kita hari ini, ” katanya.
Yudha Pranoto pun tegas menyatakan, pihaknya siap memberikan sanksi kepada aplikator yang dinilai telah menyalahi aturan yang ditetapkan pemerintah.
“Kita akan cabut izinnya kalau dia tidak melakukan penurunan yang 15 persen itu, karena Undang-Undang sudah ada. Kalau dia menaikkan harus ada izin, tapi kalau tidak, tentu akan ada teguran dan sebagainya. Kita akan berikan opsi, mereka yang memilih, ” pungkasnya.
Penulis : Koko
Editor : M Jay