Uang Tak Layak Edar Jadi Energi Listrik, Inovasi Hijau Bank Indonesia Kaltim

Mediaborneo.net, Samarinda –   Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui program inovatif pemanfaatan uang tidak layak edar menjadi energi ramah lingkungan.

Menurut Akbar Samudra, Manajer Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur, uang-uang kertas yang sudah usang dan tidak layak edar tidak serta merta dibuang begitu saja. Setelah melalui proses pemusnahan, sisa potongan uang tersebut dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar alternatif di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

“Uang kertas yang sudah tidak layak edar kami racik menjadi limbah lembut, kemudian dikumpulkan dan dikirim ke PLTU Teluk Balikpapan. Limbah racik uang ini bisa menjadi bahan bakar tambahan pengganti batubara,” terang Akbar Samudra.

Program yang baru berjalan sekitar satu tahun ini menjadi bagian dari Green Tour Bank Indonesia, sebuah inisiatif BI untuk mendukung energi bersih dan ekonomi hijau (green economy). Dalam satu kali pengiriman, BI Kaltim dapat mengirimkan sekitar 20 ton limbah racik uang ke PLTU.

Selain efisien, langkah ini juga merupakan bagian dari kebijakan Clean Money Policy, yaitu upaya Bank Indonesia menjaga kualitas uang yang beredar agar tetap bersih, layak, dan dipercaya masyarakat.

“Kalau uang rusak tidak segera dimusnahkan dan diganti, maka peredaran uang jadi tidak sehat. Jadi selain menjaga kualitas uang, kami juga menjaga lingkungan,” terang Akbar.

Bank Indonesia mengimbau masyarakat agar tidak menyimpan uang rusak atau lusuh, melainkan menukarkannya ke kantor BI terdekat atau melalui perbankan. Dengan begitu, uang lama bisa diganti dengan uang baru yang lebih layak dan higienis, sementara uang rusak akan dimusnahkan secara ramah lingkungan.

Langkah BI Kaltim ini menjadi contoh nyata bagaimana inovasi keuangan dapat bersinergi dengan pelestarian lingkungan. Uang yang dulunya hanya bernilai ekonomis kini juga memiliki nilai ekologis, mendukung transisi energi bersih di Indonesia. (Oen/M Jay)

Share