MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata, Ujang Rachmad, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setdaprov Kaltim, menyampaikan pesan penting bahwa kemajuan teknologi dan budaya harus berjalan seiring.
Dalam kesempatan yang dihadiri oleh berbagai pihak pada acara Dialog Publik Masyarakat Adat Provinsi Kaltim Tahun 2024, Ujang menegaskan bahwa tanpa budaya, Indonesia tidak akan memiliki jati diri yang membedakannya dari negara lain.
Menurut Ujang, kemajuan yang terjadi di tingkat global, seperti perubahan iklim, adalah tantangan besar yang harus dihadapi dengan tetap menjaga identitas budaya lokal.
“Kemajuan dan budaya harus berjalan beriringan. Kita memiliki budaya yang kuat, tetapi itu tidak berarti kita anti terhadap kemajuan,” ujarnya.
Dia menyebut, budaya yang dimiliki Indonesia, khususnya di Kaltim, seharusnya menjadi landasan untuk mengatasi tantangan-tantangan global, termasuk perubahan iklim.
Kaltim, dengan kekayaan alam dan keberagaman suku adat, memiliki peran strategis dalam menghadapi perubahan iklim. Ujang mengingatkan bahwa masyarakat adat di wilayah ini memiliki hak dan peran penting dalam implementasi program-program pemberdayaan, terutama terkait dengan perlindungan lingkungan dan perubahan iklim.
“Masyarakat adat harus dilibatkan dalam setiap langkah program, karena mereka memiliki kearifan lokal yang sangat berguna untuk mengatasi masalah yang kita hadapi,” katanya.
Integrasi antara kebijakan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat adat menjadi kunci utama dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan di Kaltim.
Dengan memperhatikan keberpihakan kepada masyarakat adat, diharapkan program pemberdayaan yang ada dapat berjalan efektif, serta memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim. (Adv/Oen/M Jay)