MEDIABORNEO.NET, LOMBOK – Bank Indonesia Kaltim mengadakan kegiatan Capacity Building untuk wartawan ekonomi di Pulau Lombok, 4-6 Desember 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh belasan wartawan dari berbagai media cetak, TV, radio, dan media online di Kalimantan Timur.
Salah satu destinasi yang dikunjungi adalah Kampung Tenun Sukarare, yang terkenal dengan keindahan kain tenun tradisionalnya.
Mengungkap Proses Pembuatan Kain Tenun di Sukarare
Kampung Tenun Sukarare memiliki tradisi yang sudah turun temurun dalam pembuatan kain tenun. Yuli, seorang pengrajin kain tenun, menjelaskan proses pembuatan kain yang memakan waktu hingga satu bulan.
Motif-motif yang dipilih, seperti Subahnale dan bulan, harus digambar terlebih dahulu sebelum diterapkan pada kain. Setiap motif membutuhkan ketelitian tinggi, sebab kesalahan sekecil apapun bisa mempengaruhi hasil akhir.
Yuli menjelaskan, setelah motif digambar, mereka mulai menenun dengan benang yang telah digulung dengan hati-hati.
“Kain tenun ini membutuhkan waktu panjang untuk dibuat, biasanya satu bulan. Tergantung pada motifnya, semakin sulit motif, semakin mahal harga kain tersebut,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan Para Pengrajin Tenun Sukarare
Proses pembuatan kain tenun di Sukarare membutuhkan kesabaran tinggi. Seorang pengrajin hanya dapat membuat sekitar 15 cm kain dalam sehari, dengan jam kerja mulai pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore. Ini dilakukan setiap hari secara rutin.
Yuli mengungkapkan bahwa meski kain yang dihasilkan tidak murah, tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah kurangnya dukungan dari pemerintah.
Di sisi lain, harga kain yang diproduksi sangat bergantung pada jenis benang yang digunakan, dan kain sutra yang lebih rumit pembuatannya, memiliki harga yang lebih tinggi.
“Kami masih berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan usaha ini,” tutupnya. (End)