MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Bank Indonesia mencatat, pada Desember 2021, Kalimantan Timur mengalami inflasi yang rendah dan terkendali di bawah target inflasi nasional.
Tercatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim mengalami inflasi sebesar 0,68 persen (mtm) pada Desember 2021. Prosentase ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat hanya sebesar 0,17 persen (mtm). Pencapaian inflasi tersebut membuat inflasi Kaltim untuk keseluruhan tahun 2021 tercatat sebesar 2,15 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang tercatat 0,78 persen (yoy). Sedang capaian nasional berada pada 1,87 persen (yoy).
“Tapi pencapaian inflasi Kaltim pada tahun 2021 masih berada dalam rentang target inflasi nasional sebesar 3,00 persen,” terang Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kaltim Tutuk SH Cahyono, melalui siaran persnya pada Senin (3/1/2022).
Sementara, berdasarkan kelompok pengeluaran, BI Perwakilan Kaltim mencatat, inflasi Desember 2021 utamanya bersumber dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Dimana, pada bulan sebelumnya sempat mengalami deflasi.
Selian itu, momen perayaan hari besar Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan permintaan masyarakat terhadap kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Dikatakan Tutuk, pada kelompok makanan, minuman dan tembakau tersebut inflasi terjadi sebesar 1,78 persen (mtm), yang mana pada bulan sebelumnya sempat mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (mtm).
“Kelompok ini merupakan kelompok dengan tingkat inflasi tertinggi pada Desember 2021,” katanya.
Komoditas lain yang juga menyumbang inflasi di Kaltim, kata dia, adalah cabai rawit yang mencapai 0,26 persen (mtm). Ini terang Tutuk, disebabkan karena adanya peningkatan aktivitas dan permintaan masyarakat terhadap komoditas bahan pangan, terkait momen libur panjang dan bertepatan dengan musim panen yang telah berlalu di daerah sentra produksi.
Sementara itu, kelompok transportasi turut menyumbang inflasi setelah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,39 persen (mtm). Prosentase ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya bergerak di angka 1,30 persen (mtm).
“Yang menjadi penyumbang inflasi dari kelompok transportasi ini adalah tarif angkutan udara, inflasi 9,85 persen (mtm) dan andil inflasi sebesar 0,15 persen (mtm). Ini dikarenakan peningkatan mobilitas masyarakat pada Desember 2021 dan semakin melandainya kasus COVID-19 di Kaltim dan Indonesia,” ujarnya.
Untuk terus menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga di Kaltim, BI Perwakilan Kaltim terus melakukan koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kaltim melalui berbagai program yang dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Kaltim.
“Kita telah melaksanakan pasar tani dan sidak pasar di Samarinda, melaksanakan High Level Meeting (HLM) TPID di Mahulu dan Bontang. Ini ditujukan untuk memastikan ketersediaan pasokan serta keterangan harga jelang perayaan hari besar. Juga menggelar pangan murah di Toko Tani Indonesia Center Provinsi Kaltim, dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan,” tutupnya.
Penulis : Oen
Editor : M Jay