MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kalimantan Timur mengalami deflasi di bulan Agustus 2022 kemarin, setelah di bulan sebelumnya mengalami inflasi.
Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim, deflasi pada Agustus 2022 kemarin tercatat sebesar 0,26 persen (mtm), padahal inflasi di bulan Juli 2022 mencapai 0,61 persen (yoy). Atas capaian tersebut, inflasi tahunan Kaltim pada periode yang sama tercatat sebesar 4,96 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang berada di angka 4,69 persen (yoy).
Sementara, berdasarkan kelompok pengeluaran, deflasi yang terjadi pada bulan Agustus 2022 bersumber dari penurunan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau serta kelompok transportasi.
“Beberapa harga komoditas pangan mengalami penurunan, seiring dengan masuknya momen panen di beberapa wilayah sentra pemasok bahan pangan, ” ucap Kepala Kantor BI Perwakilan Kaltim Ricky Perdana Gozali, melalui rilis yang disampaikan pada Kamis (1/9/2022).
Lebih rinci, dia menyebut, pada kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi 0,91 persen (mtm). Komoditas cabai rawit, minyak goreng, bawang merah dan tomat menjadi komoditas bahan pangan utama penyumbang deflasi di Kaltim pada Agustus 2022. Penurunan beberapa harga komoditas pangan tersebut utamanya didorong oleh masuknya musim panen di beberapa wilayah sentra pemasok bahan pangan di tengah mulai melandainya harga CPO, sebagai bahan baku utama minyak goreng.
Ricky kembali menerangkan, kelompok transportasi tercatat mengalami deflasi sebesar 1,49 persen (mtm). Yang mana angka ini lebuh rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,21 persen (mtm). Kondisi ini dipicu oleh normalisasi permintaan masyarakat pasca berakhirnya momen libur sekolah dan hari raya Idul Adha. Adapun komoditas yang mendorong deflasi kelompok transportasi ini yaitu, tarif angkutan udara yang mengalami penurunan harga sebesar Rp 10,87 persen (mtm) di bulan Agustus kemarin.
“Kelompok transportasi mengalami penurunan harga, setelah beberapa bulan sebelumnya mengalami inflasi,” paparnya.
Untuk itu, guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga di Kalimantan Timur, Ricky mendukung dan mendorong ditingkatkannya koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kaltim.
“Pada Agustus 2022 telah dilaksanakan koordinasi TPID wilayah Kaltim dalam rangka membahas kegiatan temu tani, operasi pasar serta pasar murah, untuk mendukung gerakan nasional pengendalian inflasi, ” katanya.
Dalam rapat koordinasi pemerintah daerah dan pemerintah pusat melalui Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 bersama Presiden Jokowi dan Kementerian Dalam Negeri telah menetapkan, pengendalian inflasi sebagai perhatian utama pemerintah pusat dan daerah di tahun 2022.
Selain itu, dalam rangka mendorong peningkatan pasokan pangan lokal, TPID Kota Samarinda melakukan kegiatan gerakan tanam padi IP400 dan kegiatan panen padi IP300 di Kecamatan Sambutan.
Upaya lain yang dilakukan adalah melakukan pemantauan harga secara harian serta membangun kerjasama antar daerah dengan wilayah sentra produksi, khususnya terkait komoditas penyumbang inflasiinflasi.
Editor : Oen