MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Persoalan pertambangan di Kaltim terus saja muncul. Diantaranya banyaknya lubang-lubang eks tambang yang bertebaran di seluruh wilayah kabupaten/kota.
“Sepanjang 2023 ini saja sudah ada 15 korban meninggal anak korban tenggelam. Jumlah ini belum ditambah dengan korban tenggelam lainnya di tahun-tahun sebelumnya. Bayangkan kalau tidak kita hentikan,” ujar Anggota DPRD Kaltim, Rusman Yaqub.
Ironisnya, tidak sedikit yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga. Akibatnya, sudah banyak nyawa manusia hilang di lubang-lubang tambang tersebut. Namun tak ada perusahan pertambangan yang mendapat sanksi maupun ditindak secara hukum.
“Dari kejadian-kejadian itu, tapi tidak ada yang diproses hukum. Padahal proses hukum itu kita ingin tahu ada tidaknya perusahaan yang melanggar, kan susah sekali menyebut itu ada pelanggaran. Tapi bagaimana kita mau mendapatkan statemen dari pengadilan, kalau tidak pernah diproses. Ini bukti bahwa kita mengabaikan nyawa manusia,” pungkasnya. (HK/M. Jay/Adv/DPRD Kaltim)