208 Perpustakaan di Kaltim Sudah Terakreditasi

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kaltim memiliki setidaknya lebih dari tiga ribuan perpustakaan. Namun dari jumlah tersebut, baru seluruhnya terakreditasi.

“Sekitar 6,7 persen atau 208 perpustakaan saja yang sudah terakreditasi, selebihnya belum,” ungkap Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPK) Kaltim HM Syafranuddin.

Kendati demikian, menurut mantan Kepala Biro Adpim Sekdaprov Kaltim ini, sampai saat ini capaian perpustakaan di Kaltim terus mengalami peningkatan yang signifikan.

“Tahun 2019 misalnya, jumlah perpustakaan yang terakreditasi di Kaltim baru mencapai 74 perpustakaan. Nah di Bontang itu perpustakaan yang terakreditasi justru sudah mencapai 41 perpustakaan, ” terangnya.

Dengan demikian lanjut Ivan, sapaan karibnya, menilai bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim memiliki tantangan besar untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan perpustakaan yang ada di Kaltim.

“Tentunya juga harus ada dukungan dari semua pihak untuk mengoptimalkan pelaksanaan akreditasi perpustakaan di Kaltim, ” katanya.

Diakuinya, dalam pencapaian akreditasi perpustakaan tidak bisa dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah sendiri, karena banyaknya keterbatasan yang menjadi kendala, sehingga diperlukan kolaborasi dan dukungan dari semua pihak.

Dia menambahkan, strategi dan kebijakan untuk peningkatan yang akan ditempuh adalah pemerintah akan memfokuskan tiga hal dalam optimalisasi pelaksanaan akreditasi perpustakaan di Kaltim.

“Pertama, memaksimalkan pelaksanaan sosialisasi Standar Nasional Perpustakaan (SNP) dan akreditasi perpustakaan. Kedua, kami akan memaksimalkan asistensi dan pendampingan pada perpustakaan yang akan mengimplementasikan SNP menuju akreditasi. Ketiga, berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi dalam pelaksanaan program pembinaan serta pengembangan perpustakaan,” sebutnya.

Ivan berharap, ke depan perpustakaan yang ada di sekolah dan kelurahan penerima sertifikat akreditasi dapat lebih mengembangkan perpustakaan masing-masing.

“Semoga dapat menjadi contoh bagi perpustakaan lain, ” tutupnya. (Adv30/Koko/Oen)

Share
Exit mobile version