DPPKB Kutim Fokus Pelatihan TPK di 18 Kecamatan untuk Tekan Stunting

MEDIABORNEO.NET, KUTIM – Angka stunting di Kutai Timur (Kutim) terus menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Kutim tahun 2024 berhasil turun dari 16,5 persen menjadi 14 persen. Hal ini merupakan hasil dari sinergi yang solid antara pemerintah desa, kecamatan, hingga tingkat kabupaten.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Achmad Junaidi, optimis bahwa angka stunting dapat ditekan hingga mencapai 12 persen pada akhir 2025.

“Penurunan angka stunting ini adalah bukti kerja sama yang kuat dari seluruh elemen. Kami juga terus mendorong program jemput bola, agar lebih banyak masyarakat yang teredukasi dan mendapatkan akses layanan,” ujarnya.

Sebagai langkah konkret, DPPKB Kutim akan menggelar pelatihan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di 18 kecamatan. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas TPK dalam memberikan edukasi, deteksi dini, dan pendampingan kepada keluarga yang berisiko tinggi mengalami stunting.

Program jemput bola menjadi andalan dalam menurunkan angka stunting di Kutim. Dengan mendatangi langsung masyarakat, program ini memastikan layanan kesehatan dan edukasi tentang pentingnya gizi yang cukup sampai ke pelosok desa.

Junaidi juga mengungkapkan harapannya agar setiap desa dapat mengalokasikan dana desa dan alokasi dana desa (ADD) untuk mendukung program ini.

“Peran dana desa sangat penting untuk mendukung program ini. Kami berharap pemerintah desa dapat memanfaatkan dana tersebut secara optimal untuk mendanai kegiatan penurunan stunting, seperti edukasi gizi dan penyediaan fasilitas kesehatan,” katanya.

Kesuksesan ini, menurut Junaidi, tidak lepas dari peran aktif berbagai pihak, termasuk kader kesehatan, masyarakat, dan pemerintah daerah. Sinergi yang terbangun di semua lini diyakini akan menjadi modal kuat untuk mencapai target penurunan angka stunting menjadi 12 persen pada 2025.

“Kolaborasi ini harus terus ditingkatkan. Kami optimis angka stunting di Kutim akan semakin turun. Tidak hanya mengejar angka, tapi juga memastikan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik,” pungkas Junaidi. (M Jay)

Share