Dukung Renovasi Pasar Pagi, Jasno : Asal Jangan Setengah-setengah

MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda Jasno angkat suara terkait wacana rekonstruksi Pasar Pagi yang digulirkan Wali Kota Samarinda Andi Harun.

Dimana, wacana rekonstruksi pasar yang sudah ada sejak tahun 1960-an tersebut muncul karena Wali Kota Andi Harun menilai bangunan tersebut sudah nol atau tua, sehingga berpotensi rawan dan membahayakan keselamatan. Selain itu, untuk mendukung penataan kota lebih baik lagi.

Menurut Jasno, wacana rekonstruksi Pasar Pagi tepat untuk dilakukan. Pasalnya, kata dia, kondisi bangunan pasar saat ini dinilai sudah tidak lagi mengikuti perkembangan zaman. Terlebih banyaknya perubahan besar yang terjadi di Kota Samarinda, sehingga bangunan-bangunan “tua” yang dianggap sudah tidak refresentatif hendaknya dilakukan penataan ulang.

“Bagus saja, karena kota ini sekarang sudah berkembang dan mulai besar, sedangkan Pasar Pagi ini sudah ada sejak lama, seharusnya memang direnovasi,” ucapnya.

Menurut dia, renovasi Pasar Pagi harusnya mendapat dukungan semua pihak. Karena berkaca dari daerah lain, pembangunan dan penataan pusat perbelanjaan ataupun pasar dilakukan secara terencana dan mengikuti kondisi perkembangan zaman.

“Kalau daerah lain, pasar-pasar mereka sudah bagus dan lebih moderen. Ada yang pasarnya sudah menggunakan lift,” katanya.

Sementara itu, terkait penganggaran renovasi Pasar Pagi, DPRD Kota Samarinda dipastikan akan mendukung melalui alokasi anggaran dari APBD.

“Anggarannya masih dalam proses, diperkirakan di atas Rp 100 miliar,” sebutnya.

Kendati mengaku mendukung wacana renovasi, namun Jasno mengingatkan, renovasi yang direncanakan mulai dikerjakan tahun 2024 mendatang itu harus tuntas, sehingga tidak justru mengganggu dan merugikan pedagang dan masyarakat.

“Jangan sampai kalau sudah jadi setengah, kemudian ditinggal,” ujarnya.

Selain itu, Jasno juga mengingatkan, dalam pengerjaan renovasi harus mempertimbangkan teknis lapangan. Mengingat, lahan Pasar Pagi berada di dekat tepi Sungai Mahakam, sehingga harus memperhatikan saluran air yang ada. Termasuk posisi jembatan, sehingga terstruktur dengan baik dan benar.

“Mudah-mudahan dengan adanya renovasi, saluran itu bisa difungsikan kembali dan bisa mencegah banjir,” pungkasnya. (Adv/Koko/M Jay)

Share