MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaltim HM Syafranuddin banyak mendapatkan informasi terkait program kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kepulauan Riau.
Salah satu program yang sedang disiapkan adalah Diorama sejarah. Program ini sangat penting sebagai upaya untuk memperkenalkan sejarah perjalanan suatu daerah kepada masyarakat. Diorama didesain untuk menampilkan arsip-arsip yang menggambarkan tokoh maupun kejadian yang dialami suatu daerah.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kaltim HM Syafranuddin.
Menurutnya, kunjungan kerja tersebut dilakukan pada Jumat pekan lalu dan mendapat sambutan hangat dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kepulauan Riau Herry Andrianto bersama jajarannya.
Berbagai topik menjadi pembahasan dalam pertemuan dua Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini untuk saling bertukar informasi program kerja yang dilaksanakan oleh masing-masing.
Dengan program Diorama yang saat ini sedang direncanakan oleh kedua instansi ini, mereka menyakini kehadiran Diorama sejarah akan sangat diharapkan generasi muda untuk dapat mengenal sejarah lokal, sehingga tumbuh rasa cinta pada bangsa dan negara.
Menurut HM Syafranuddin, di Kepulauan Riau sendiri untuk program Diorama sejarah telah mendapat dukungan dari pemerintah dan DPRD, sehingga tinggal melaksanakan rencana tersebut.
“Kalau kami saat ini sedang menyusun program Diorama sejarah ini, seirama dengan penyiapan gedungnya, ” ujarnya.
Selain itu, terkait dengan tugas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, baik HM Syafranuddin maupun Herry Andrianto mengatakan, banyak pihak yang menilai tugas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sangat mudah, sekedar mengurus dan melayani pengunjung semata.
“Tapi sebenarnya kalau dialami dan dilihat, sekarang ini fungsi Perpustakaan dan Kearsipan mengalami perkembangan yang jauh lebih modern. Hanya saja tentu juga harus dibarengi dukungan anggaran, penyediaan sarana prasarana dan sumber daya manusianya,” katanya.
Akhir dari kunjungan kerja tersebut, tambah HM Syafranuddin, dirinya memberikan cinderamata khas Kaltim berupa Anjat dan olahan makanan ringan, Amplang. Sebaliknya, Herry Andrianto memperkenalkan berbagai olahan makanan khas Kepulauan Riau.
“Anjat adalah tas khas suku Dayak Kaltim. Fungsinya beragam, karena tergantung ukurannya. Kalau besar bisa digunakan untuk membawa hasil kebun, ” tutupnya. (Adv17/Koko/Oen)