MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Kewaspadaan masyarakat Kota Samarinda perlu ditingkatkan lagi terhadap bencana kebakaran.
Hari ini, kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk di kawasan Jalan Wolter Monginsidi. Sedikitnya 2 unit bangunan yang merupakan 1 unit bangunan warung 2 pintu dan 1 unit bangunan rumah kos 7 pintu ludes terbakar. Selain itu ada 1 unit rumah warga ikut terdampak.
Anggota DPRD Kota Samarinda Laila Fatihah mengimbau masyarakat untuk secara berkala melakukan pengecekkan terhadap instalasi listrik di masing-masing rumah.
Karena kata dia, dari beberapa kejadian kebakaran di Samarinda, penyebabnya dikarenakan adanya korsleting listrik.
“Sebaiknya masyarakat secara berkala melakukan pengecekan sumber daya listrik di rumah. Karena kebanyakan yang saya lihat, 1 titik saklar itu sampai digunakan untuk beberapa cabang. Padahal kabelnya tidak memungkinkan, kabel tipis mudah panas dan terbakar. Harapan kami supaya masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.
Dia menyebut, dari beberapa temuan kasus, masih adanya masyarakat yang menggunakan satu meteran untuk lebih dari dua bangunan.
Dia mengingatkan, penggunaan instalasi listrik berstandar SNI, akan menghindari bahaya potensi terjadinya kebakaran.
“Kadang di tempat yang padat penduduk, sumber listriknya satu tapi dipakai bermacam-macam kebutuhan. Jadi, jika masyarakat ingin nyaman dan aman, maka benar-benar manfaatkan listrik sesuai kebutuhan. Kalau sudah tidak digunakan, maka segera dicabut, apalagi kabelnya tidak SNI atau tidak sesuai standar, itu akan bahaya, ” katanya.
Masih kata Laila, setiap kali dirinya melaksanakan kegiatan Reses, sosialisasi akan bahaya kebakaran, termasuk melakukan pelatihan penanganan kebakaran mandiri juga disampaikan kepada masyarakat.
“Biasanya juga kami melakukan sosialisasi atau pelatihan penanganan kebakaran untuk warga, kita mengundang tim dari Balakar, ” ujarnya.
Dia menambahkan, sosialisasi maupun edukasi bahaya kebakaran dan cara penanganannya sangat penting disampaikan kepada masyarakat, agar jika terjadi sesuatu hal dapat segera ditangani secara mandiri, sebelum api membesar.
“Edukasi itu yang perlu dilakukan. Ibu-ibu bisa langsung turun untuk bagaimana mengurangi rasa panik ketika ada kejadian, ” pungkasnya. (Adv/Koko/Oen)