MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda Markaca menilai ulah beberapa sopir truk yang tetap nekat melintas di atas Jembatan Mahkota 2, di saat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda belum mencabut larangan lintas adalah perbuatan yang membahayakan keselamatan seluruh pengguna jalan yang melintas di atas jembatan.
Pasalnya, pasca ditetapkan ditutup oleh Walikota Andi Harun, seluruh kendaraan bertonase berat dilarang melintas.
Ulah “mucil” sopir-sopir mobil truk tersebut, mengundang kecurigaan dari Politisi partai Gerindra tersebut. Bahkan Markaca mencurigai adanya permainan di lapangan oleh beberapa oknum.
“Jelas itu seperti ada kongkalingkong di lapangan. Karena Walikota jelas menyampaikan bahwa untuk jembatan bisa dilalui, tapi menunggu izin atau pencabutan larangan lintas dari Dishub dan PUPR pusat,” ujarnya.
“Kalau ada truk lewat berarti ada yang aneh-aneh di lapangan. Jelas itu ditutup, tujuannya demi keselamatan bersama,” tegasnya.
Dirinya mengingatkan kepada seluruh pihak terkait, agar tidak memanfaatkan situasi dan kondisi untuk kepentingan pribadi. Terlebih jika itu ada oknum-oknum petugas di lapangan yang sengaja merubah aturan dengan mengizinkan mobil truk melintas di atas Jembatan Mahkota 2 dengan membayar sejumlah uang.
“Jangan sampai perhitungannya membuat enteng-enteng dan jika terjadi hal yang luar biasa yang akan menjadi penyesalan,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan, pembangunan Jembatan Mahkota 2 menelan anggaran yang tidak sedikit. Bahkan dikerjakan dalam waktu yang lama. Mengingat pentingnya keberadaan jembatan tersebut, sehingga Markaca meminta kesadaran seluruh pihak saat akan melintas di atas jembatan dan tidak memaksakan diri tetap melintas jika kendaraannya bukan termasuk kreteria kendaraan yang diperbolehkan untuk melintas.
“Jembatan itu pembangunannya lama, biayanya ratusan miliar. Jangan sampai ada korban melayang sia-sia,” tandasnya. (Adv/Koko/Oen)