MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Buntut dari penggusuran lapak pedagang di Folder Air Hitam yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda pada hari ini, puluhan PKL ngeluruk ke kantor DPRD Samarinda untuk mengadukan nasibnya.
Kehadiran mereka ditemui langsung oleh Ketua Komisi II DPRD Samarinda Fuad Fakhruddin.
“Tadi disampaikan, apa yang terjadi di folder, mereka mengikuti aturan. Bahkan, sampai hari ini mereka sudah membersihkan tempat secara pribadi. Artinya, pemberitahuan adanya kegiatan pembongkaran oleh Satpol-PP sudah ditindaklanjuti oleh pedagang untuk melakukan pembongkaran,” katanya saat ditemui usai melakukan hearing bersama perwakilan PKL Folder Air Hitam, Kamis (10/3/2022).
Dikatakan Fuad, dalam pertemuan tersebut, para PKL menyampaikan beberapa poin terkait masalah pembongkaran lapak.
Dari pihak Pemkot Samarinda sendiri, akan melakukan validasi data pedagang, yang selanjutnya akan melakukan pembinaan terhadap pedagang. Nantinya juga akan dilakukan pembangunan dan perbaikan folder. Sehingga dalam proses itu folder akan ditutup sementara, guna memudahkan proses penataan ulang lapak-lapak PKL.
“DPR terus menggali kegiatan untuk penataan seluruh persoalan yang ada di Kota Samarinda, terkait PKL ataupun fasilitas umum yang tidak layak, maka akan dibenahi secara menyeluruh,” katanya Fuad.
Dia menilai, kondisi folder Air Hitam saat ini sangat tidak layak dan jauh dari kesan sebagai fasilitas tempat olahraga, pun termasuk untuk wisata. Bahkan fungsinya sebagai penampung air untuk penanganan banjir, sehingga perlu dilakukan pembenahan-pembenahan.
Terkait dengan pembinaan yang selama ini telah dilakukan oleh Pemkot Samarinda kepada para PKL, Fuad menyebut, upaya tersebut sudah dilakukan maksimal oleh pemerintah. Bahkan termasuk memberikan bantuan dari dana CSR berupa gerobak untuk digunakan para PKL berjualan.
“Setelah ada perbaikan, nanti kami komunikasikan dengan pemerintah. Kita berharap, mereka tetap diberikan lokasi untuk berjualan, agar dalam proses pembangunan tetap berjalan sesuai ketentuan. Jadi harus ada solusi agar mereka bisa berjualan untuk menghidupi keluarganya,” katanya.
Terpisah Dewan Penasehat Pedagang Folder Air Hitam Mis Heldy Zahrie menyampaikan beberapa permintaan kepada Pemkot Samarinda melalui DPRD Samarinda.
“Kami minta agar pemerintah segera membina kami dan kami bersedia dibina. Artinya kami disiapkan sarana prasarananya, kami tidak minta yang berlebihan. Kami juga meminta kepastian, dimana kami dibolehkan untuk berjualan. Kalau memang di tempat itu dianggap merupakan ruang terbuka hijau, maka dimana kami diizinkan berjualan? Poin yang paling penting sebenarnya, kami sudah melakukan pembongkaran sendiri sebagai bentuk niat baik kami, kami ingin bertanya, kapan kami bisa berjualan? Karena setiap hari kawan-kawan PKL butuh makan di tengah kesulitan ekonomi sekarang,” katanya.
Mis Heldy juga berkeras, bahwa seluruh pedagang folder Air Hitam tidak akan berjualan di lokasi lain. Karena mereka sudah terbiasa berjualan di lokasi tersebut.
“Kami tidak mungkin berjualan di tempat lain, karena kami biasa berjualan di sana. Di folder ini yang jualannya, anggotanya 80 persen adalah janda,” katanya.
Penulis : Koko
Editor : M Jay