Rupiah Stabil, Bank Indonesia Tingkatkan Koordinasi Ekonomi

MEDIABORNEO.NET, JAKARTA –   Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui koordinasi yang kuat dengan pemerintah dan berbagai otoritas terkait.

Berdasarkan data terkini, kondisi nilai tukar Rupiah dan aliran modal asing menunjukkan dinamika penting yang memengaruhi ketahanan ekonomi nasional.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa pada Kamis, 9 Januari 2025, Rupiah ditutup pada level Rp16.195 per dolar AS. Sementara itu, pada pagi Jumat, 10 Januari 2025, Rupiah dibuka sedikit melemah di level Rp16.210 per dolar AS.

Selain itu, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun tetap stabil di angka 7,18 persen. Adapun indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 109,18, seiring kenaikan yield US Treasury (UST) Note 10 tahun ke posisi 4,689 persen.

Perkembangan aliran modal asing juga menjadi sorotan. Berdasarkan data transaksi periode 6-9 Januari 2025, tercatat bahwa nonresiden melakukan jual neto sebesar Rp4,38 triliun. Angka ini terdiri dari jual neto di pasar saham senilai Rp1,92 triliun, di pasar SBN senilai Rp2,90 triliun, dan beli neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp0,44 triliun.

Namun, dalam data setelmen hingga 9 Januari 2025, terdapat pergeseran tren. Nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp3,83 triliun di pasar SBN dan Rp2,67 triliun di SRBI, sementara di pasar saham tercatat jual neto sebesar Rp1,10 triliun.

Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dalam menjaga ketahanan eksternal ekonomi.

“Optimalisasi strategi bauran kebijakan menjadi kunci untuk mendukung stabilitas nilai tukar dan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global,” jelas Ramdan.

Dengan kebijakan yang terintegrasi dan responsif, Bank Indonesia optimistis stabilitas ekonomi nasional dapat terus terjaga, sekaligus memperkuat daya saing Rupiah di pasar internasional. (Oen/M Jay)

Share