MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun mendukung usulan banyak pihak yang meminta ditutupnya aktivitas pertambangan batu bara di Kaltim.
Pasalnya, maraknya aktivitas tambang batu bara menimbulkan banyak masalah kompleks, tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan, tetapi juga income yang diterima oleh pemerintah daerah jauh lebih kecil, ketimbang keuntungan yang diraup perusahaan tambang.
Dikatakan Samsun, dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD), sektor pertambangan batu bara di Kaltim ini hanya mampu menyumbang 7 persen dari nilai yang digali.
“Makanya kita ukur, berapa sih yang masuk ke daerah? Itu hanya 7 persen dari nilai yang digali dari daerah yang diekspor. Jadi, masuk ke daerah kecil. Sehingga tidak fleksibel jika itu dijadikan pondasi ekonomi kita,” katanya, Selasa (22/2/2022).
Dia menyebut, data statistik tenaga kerja Kaltim yang bekerja di sektor pertambangan batu bara hanya 6 persen. Angka ini jauh lebih kecil, ketimbang angka tenaga kerja yang direkrut dari luar Kaltim.
Samsun menilai, jika pertambangan batu bara ditutup, maka tidak akan berpengaruh pada tingginya angka pengangguran warga lokal Kaltim. Pasalnya, warga lokal banyak yang bekerja di sektor lainnya.
“Apa ada kekhawatiran jika tambang ditutup akan banyak pengangguran di Kaltim? Atau kalau kita tutup tambang maka 50 persen masyarakat Kaltim nganggur? Tapi nyatanya tenaga kerja kota hanya 6 persen yang bekerja di pertambangan. Artinya ini tidak signifikan amat,” katanya.
“Masyarakat kita banyak bekerja di sektor informal, pertanian. Jadi, kalau tambang ditutup, tidak membuat masyarakat di Kaltim nganggur. Itu kalau kita mau tinjau dari tenaga kerja,” sambungnya.
Dari sisi lingkungan, lanjut Samsun, dampak yang diterima Kaltim jauh lebih parah. Kerusakan alam sangat mengkhawatirkan dan merugikan masyarakat.
“Dari lingkungan kita dapat dampak lebih parah. Artinya, konsekuensi pertambangan merusak lingkungan, yang dirugikan masyarakat. Jadi kalau saya simpulkan, mudhorotnya lebih banyak dibanding manfaatnya,” pungkasnya. (Advetorial)
Penulis : Koko
Editor : M Jay