MEDIABORNEO.NET, SAMARINDA – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Hendik Sudaryanto mengatakan, dengan kolaborasi dan sinergi yang dilakukan Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota, diyakini ke depan perkiraan kinerja ekonomi Kaltim masih dapat tumbuh positif, seiring membaiknya geliat aktivitas masyarakat dan industri di tengah tantangan global yang masih berlanjut.
Pertumbuhan positif ini didukung oleh kinerja industri yang diperkirakan akan lebih tinggi, seiring normalisasi pengolahan migas, penambahan kapasitas industri CPO dan biodisel, serta kehadiran industri baru di Kaltim berupa semen dan nikel.
Selain itu, akselerasi pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek strategis nasional lainnya masih akan terus masif dan meningkatkan kinerja kontruksi.
“Tapi masih ada tantangan yang akan dihadapi, yaitu permintaan batu bara global yang diperkirakan melemah. Kemudian resiko perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra utama, serta perkiraan perlambatan harga batu bara, ” tuturnya, Rabu (29/11/2023).
Sementara, dari sisi inflasi, Hendik Sudaryanto menyebut, terdapat berbagai tantangan, seperti perpindahan IKN yang meningkatkan permintaan masyarakat, peningkatan UMP yang juga akan meningkatkan daya beli, serta gejolak tahun politik nasional dan geopolitik global. Namun, dia meyakini bahwa inflasi Kaltim ke depan diperkirakan akan tetap terkendali.
Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari upaya penguatan sinergi pengendalian inflasi di Kaltim, di tengah faktor pendukung lainnya. Diantaranya, perkiraan penurunan Indeks harga energi global, potensi penambahan jadwal dan rute penerbangan angkutan udara, serta penurunan harga pupuk dan gandum dunia.
Lanjut, berdasarkan assesmen tersebut dan memperhatikan beberapa resiko yang dapat muncul, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada 2024 masih akan tumbuh positif pada range 5,0 persen sampai dengan 5,8 persen (yoy).
Demikian juga inflasi pada 2024 diperkirakan akan berada pada range sasaran 2,5±1 persen, seiring dengan upaya stabilitas harga dan nilai tukar Rupiah, penyesuaian suku bunga acuan, serta resiko fluktuasi harga pangan yang melandai melalui optimalisasi GNPIP.
“Kami tetap optimis dengan tantangan yang ada, karena Kaltim memiliki banyak potensi, peluang dan momentum untuk melakukan percepatan pemulihan ekonomi. Bahkan melakukan transformasi ekonomi dengan baik, ” ujar Hendik Sudaryanto.
“Sinergi yang kuat antara seluruh pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi, seluruh OPD, Forkopimda dan instansi vertikal dan masyarakat menjadi syarat penting untuk memperkuat ketahanan dan mendorong kebangkitan ekonomi, baik untuk Kaltim maupun nasional, ” tutupnya.
Penulis : End
Editor : M Jay