MEDIABORNEO.NET, KUKAR – Anggota DPRD Kaltim Dapil Kukar DR. Sarkowi V. Zahry, S.Hut, SH, M.M, M.Si, M.Ling melaksanakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, di Area Wisata Gunung Salak, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kukar pada Sabtu (11/02/2023).
Dalam kegiatan tersebut, turut menghadirkan narasumber Kepala Kesbangpol Kukar Rinda Desianti dan dihadiri oleh Kepala Desa Loa Duri Ilir Fakhri Arsyad, unsur BPD, Forum RT, serta masyarakat umum Desa Loa Duri Ilir.
Masih dalam rangkaian kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan juga disampaikan materi sosialisasi yakni Pancasila, Wawasan Kebangsaan, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Membuka kegiatan, Sarkowi V Zahry menyampaikan, DPRD Kaltim terus melakukan inovasi program-program kedewanan. Yang mana, awalnya kegiatan pertemuan resmi hanya dilakukan dengan kegiatan Reses Anggota Dewan, namun saat ini kegiatan kedewanan ditambah dengan kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah dan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan.
“Mungkin kalau dulu kita pertemuan seperti ini hanya di forum Reses saja. Tapi sekarang ini kami punya program baru yang namanya Soper dan Sosbang, yang kesemuanya merupakan kegiatan resmi dinas dari DPRD Kaltim” ucapnya.
Legislator Karang Paci yang juga adalah Ketua Ikatan Alumni SMAN 2 Tenggarong ini menyebut, kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan merupakan program yang sangat penting untuk mencegah masuknya paham yang bertentangan dengan idiologi negara. Salah satunya paham tentang radikalisme.
“Kita ketahui bahwa di era medsos sekarang ini apa saja bisa diakses di dunia maya, termasuk konten-konten yang terlarang seperti video penyebaran paham-paham yang radikal, penyebaran kebencian yang mengatakan bahwa pemerintahan ini tidak diakui, disebut thogut dan kafir,” terang Sarkowi.
Untuk itu, Politisi dari partai Golkar ini mengharapkan, kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan dapat dihayati dan diamalkan nilai–nilai dari Pancasila, Undang–undang Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari–hari.
“Sebab nilai-nilai Pancasila, Undang–undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang digagas oleh pendiri bangsa ini atau founding father akan senantiasa relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia, baik di masa lalu, masa kini, dan di masa yang akan datang, terutama terhadap pilar akhlak untuk perlu kita bangun dan budayakan, khususnya pembentukan karakter sumber daya manusia, yang ber-adab dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Sarkowi menambahkan, bela negara dan cinta tanah air tak perlu diwujudkan dengan angkat senjata atau ikut ke medan perang, namun dapat dilakukan dengan hal-hal kecil di kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
“Hidup rukun bertetangga, toleransi terhadap pemeluk agama yang berbeda dengan kita, membuang sampah pada tempatnya, ikut dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, tidak menggagu kepentingan umum, termasuk ikut dalam acara hari ini, semua itu merupakan wujud dari bela negara dan cintah tanah air, ” pungkasnya.
Penulis : Koko
Editor : Oen