Mediaborneo.net, Samarinda – Sejak lama, impian kuliah sering kali terhenti oleh satu hal biaya. Tapi di Kalimantan Timur (Kaltim) mulai tahun ini, cerita itu berubah. Lewat program andalan bertajuk GRATISPOL, Pemprov Kaltim menghadirkan solusi konkret, pendidikan tinggi gratis bagi seluruh mahasiswa baru di tujuh perguruan tinggi negeri.
Diluncurkan resmi pada 16 Juni 2025, melalui penandatanganan PKS antara pemerintah dan kampus, program ini menjadi bukti bahwa akses kuliah gratis di Kaltim bukan lagi janji, melainkan kenyataan.
“Tiga bulan setelah Gubernur Rudy Mas’ud dilantik, kita sudah bisa menyepakati perjanjian resmi. Ini menunjukkan keseriusan dan kecepatan Pemprov dalam melayani rakyat,” ujar Dasmiah, Kepala Biro Kesra Setdaprov Kaltim.
Program ini secara langsung membebaskan UKT untuk lebih dari 16 ribu mahasiswa baru, selama nominalnya berada dalam ambang bantuan yang ditentukan (sekitar Rp 7,5 juta per mahasiswa). Jika lebih, selisihnya akan ditanggung sendiri oleh mahasiswa.
Langkah ini disambut hangat oleh ribuan keluarga di Kalimantan Timur. Banyak orang tua yang merasa terbantu secara ekonomi, dan lebih penting lagi, tidak lagi memaksa anak-anak mereka untuk bekerja setelah SMA hanya karena tak mampu membayar kuliah.
“Kami tidak ingin anak Kaltim putus sekolah hanya karena uang. Ini masa depan kita bersama,” imbuh Sri Wahyuni, Sekda Kaltim.
Yang membedakan Program Gratispol dari bantuan pendidikan lainnya adalah keberanian dalam menyusun regulasi legal formal: mulai dari Peraturan Gubernur (Pergub), hingga Petunjuk Teknis (Juknis) yang tengah disiapkan. Kalimantan Timur kini memimpin sebagai provinsi pertama yang menjalankan pendidikan tinggi gratis berbasis sistem tata kelola resmi.
Lebih dari sekadar bantuan biaya, Gratispol adalah langkah strategis menuju transformasi sosial-ekonomi jangka panjang. Ketika akses pendidikan terbuka luas, maka produktivitas daerah meningkat, daya saing SDM membaik, dan ketimpangan sosial dapat ditekan. (Oen/ADV/Diskominfo Kaltim)